Bendera Uzbekistan di Tashkent. (twitter.com/steveswerdlow)
Eurasianet melaporkan bahwa, Pikulicka selama ini tengah kesulitan dalam memperbarui akreditasi jurnalistiknya di Uzbekistan. Pemerintah Uzbekistan menuduhnya tengah ikut campur dalam urusan dalam negeri dengan merendahkan harga diri negara dan warga Uzbekistan.
Pikulicka mengatakan jika tindakan ini sebagai bentuk pembalasan kepadanya lantaran telah melaporkan berita terkait LGBT. Pasalnya, isu terkait LGBT merupakan isu paling sensitif di kalangan publik Uzbekistan.
Nasib yang dialami jurnalis Polandia itu juga terkait dengan berlanjutnya upaya pemerintah untuk menangkap para blogger dan jurnalis independen di negara Asia Tengah itu. Lantas, mencuat pertanyaan terkait reformasi demokratisasi dari Presiden Mirziyoyev yang berupaya menghilangkan citra diktator di Uzbekistan, dikutip dari RFE/RL.
Uzbekistan diketahui masuk dalam negara berperingkat rendah terkait kebebasan pers. Bahkan, negara itu masuk dalam peringkat 157 dari 180 negara dengan Indeks Kebebasan Pers yang dikeluarkan Reporters Without Borders tahun 2020.