Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pohon tumbang di jalan (pexels.com/Jimmy Liao)
ilustrasi pohon tumbang di jalan (pexels.com/Jimmy Liao)

Intinya sih...

  • Pemerintah Vietnam evakuasi lebih dari 28.500 penduduk.

  • Topan Bualoi menewaskan warga dan hancurkan permukiman.

  • Transportasi lumpuh, bandara ditutup, ahli keluarkan peringatan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Topan Bualoi melanda Vietnam sebelum tengah malam pada Minggu (28/9/2025), menghantam Provinsi Ha Tinh dengan kecepatan angin lebih dari 130 kilometer per jam. Badai ini datang lebih cepat dari prakiraan, menimbulkan banjir, menutup bandara, serta memaksa ribuan warga mengungsi. Media lokal mencatat bahwa lebih dari 347 ribu keluarga terdampak pemadaman listrik akibat serangan badai.

Dilansir dari DW, Pusat Nasional untuk Peramalan Hidro-Meteorologi (NCHMF) menyebut posisi Bualoi pada Senin (29/9/2025) pagi berada di atas Provinsi Nghe An dengan kekuatan angin melemah menjadi 88 kilometer per jam. Meski begitu, topan tetap membawa angin kencang disertai hujan deras yang meningkatkan risiko banjir bandang dan tanah longsor. Lembaga tersebut memperkirakan curah hujan bisa mencapai 200–350 milimeter, bahkan di beberapa titik melebihi 500 milimeter hingga awal Oktober.

1. Pemerintah Vietnam lakukan evakuasi massal

Dilansir dari Asia News Network, pemerintah Vietnam mengungsikan lebih dari 28.500 penduduk dari zona rawan bencana di sejumlah provinsi. Data resmi menunjukkan sekitar 7.000 orang dievakuasi dari Thanh Hoa, lebih dari 16.500 dari Ha Tinh, serta lebih dari 2.100 warga dari Quang Tri. Kota pesisir Da Nang bersiap memindahkan lebih dari 210 ribu orang, sementara Hue mengevakuasi lebih dari 32 ribu penduduk pesisir ke area yang lebih aman.

Otoritas lokal mengimbau masyarakat tetap berada di dalam rumah dan menghindari perjalanan yang tidak mendesak. Selama badai berlangsung, hotel, restoran, hingga layanan wisata di kawasan tengah ditutup total. Pemerintah juga melarang kapal nelayan di wilayah utara dan tengah berlayar demi menjaga keselamatan warga.

2. Bualoi tewaskan warga dan hancurkan permukiman

Topan Bualoi menelan korban jiwa di Vietnam, termasuk seorang wanita di Hue yang terseret banjir pada malam hari dan ditemukan tewas keesokan harinya. Empat orang lainnya masih hilang, tiga di antaranya di Quang Tri dan satu di Da Nang.

Filipina juga terdampak parah dengan laporan sedikitnya 20 orang meninggal, kebanyakan akibat tenggelam atau tertimpa pohon tumbang. Bencana itu memaksa sekitar 23 ribu keluarga mengungsi ke lebih dari 1.400 pusat evakuasi darurat dan memutus aliran listrik di berbagai wilayah. Kerusakan material meluas, dari atap seng beterbangan hingga tiang beton tumbang di jalan raya utama.

Di komune Phong Nha, sekitar 45 kilometer dari Dong Hoi, warga merasakan langsung kekuatan badai.

“Angin kencang yang mengerikan,” kata Le Hang kepada VNExpress. Ia menuturkan tidak ada seorang pun yang berani keluar rumah ketika hujan deras terus mengguyur.

3. Transportasi Vietnam lumpuh dan ahli keluarkan peringatan

ilustrasi bandara (pexels.com/Matthew Turner)

Empat bandara utama di wilayah tengah Vietnam, termasuk Bandara Internasional Danang, Phu Bai, Dong Hoi, dan Tho Xuan, ditutup akibat banjir dan hujan lebat. Keputusan Civil Aviation Authority of Vietnam ini berimbas pada 42 penerbangan yang dibatalkan dan 51 penerbangan lain ditunda. Otoritas setempat merencanakan operasional bandara akan kembali normal pada hari berikutnya.

Dilansir dari Times of India, Wakil Direktur NCHMF, Dr. Hoang Phuc Lam, menyampaikan peringatan mengenai potensi bahaya dari lambatnya pergerakan badai yang menciptakan periode angin dan hujan lebih lama. Ia menilai kondisi itu dapat memperburuk kerusakan, terutama dengan risiko banjir besar serta tanah longsor di Thanh Hoa, Nghe An, dan Ha Tinh.

Topan Bualoi menjadi badai besar kedua yang menghantam Asia dalam sepekan, setelah Ragasa menewaskan sedikitnya 28 orang di Filipina utara dan Taiwan sebelum melemah di Vietnam. Para pakar menilai pemanasan global membuat badai seperti Bualoi kian intens, dengan suhu laut lebih hangat yang memicu angin lebih kencang serta curah hujan ekstrem di kawasan Asia Timur.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team