Vietnam Diterjang Topan Kajiki, Tiga Orang Tewas

- Topan Kajiki menghantam Vietnam dengan kecepatan angin 117 km/jam.
- 3 orang tewas dan melukai 13 lainnya di beberapa provinsi.
- Ribuan rumah hancur, jutaan warga alami pemadaman listrik, dengan kerusakan masif termasuk sawah terendam dan tanaman hancur.
Jakarta, IDN Times – Topan Kajiki menghantam pesisir utara-tengah Vietnam pada Senin (25/8/2025) dengan kecepatan angin mencapai 117 kilometer per jam. Badai ini menewaskan sedikitnya 3 orang dan melukai 13 lainnya di sejumlah provinsi, termasuk Phú Thọ, Thái Nguyên, Ninh Bình, Thanh Hóa, Nghệ An, Hà Tĩnh, dan Quảng Trị.
Seiring bergerak ke Laos bagian tengah, kekuatan Kajiki melemah menjadi depresi tropis namun tetap membawa hujan deras dan angin kencang.
Media Al Jazeera memberitakan bahwa badai ini menimbulkan kerusakan luas di wilayah utara dan tengah Vietnam. Meski sudah melemah menjadi depresi tropis, Topan Kajiki tetap menimbulkan dampak serius. Besarnya kerusakan membuat otoritas setempat masih melakukan penilaian di daerah terdampak.
1. Ribuan rumah hancur dan jutaan warga alami pemadaman listrik
Dilansir dari Vietnam News, kerusakan akibat topan ini begitu masif, dengan hampir 7 ribu rumah rusak parah. Data resmi mencatat sekitar 28.814 hektare sawah terendam, 2.221 hektare tanaman lain hancur, serta 18 ribu pohon tumbang. Hantaman Kajiki juga merobohkan 331 tiang listrik yang memicu pemadaman di sejumlah provinsi.
Akibatnya, hampir 1,3 juta rumah tangga di Thanh Hóa, Nghệ An, Hà Tĩnh, Thái Nguyên, dan Phú Thọ kehilangan pasokan listrik. Otoritas setempat bergerak cepat memulihkan jaringan dan memperbaiki infrastruktur yang rusak. Pemerintah daerah menyebut evaluasi kerugian masih berlangsung karena kerusakan tersebar di wilayah yang luas.
2. Pemerintah lakukan evakuasi besar-besaran dan kerahkan militer
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah Vietnam mengevakuasi lebih dari 44 ribu orang dari 18.500 rumah tangga di kawasan pesisir berisiko tinggi. Upaya ini didukung pengerahan lebih dari 346 ribu personel, termasuk 16.500 tentara, 107 ribu paramiliter, serta 8.200 kendaraan dan lima pesawat. Mereka disiagakan untuk operasi bantuan dan menghadapi ancaman tanah longsor maupun banjir bandang, dilansir dari Indian Express.
Badai ini juga mengakibatkan enam longsor di jalan pedesaan Thanh Hóa dan Quảng Trị, serta menutup akses di 11 jalur air dangkal di Thanh Hóa dan tujuh komune di Quảng Trị. Gangguan besar melanda jaringan listrik nasional, dengan tiga insiden di jalur transmisi 500 kV, dua di antaranya sudah diperbaiki, dan empat insiden di jalur 220 kV yang kini tuntas ditangani. Bandara di Thanh Hóa dan Quảng Bình masih ditutup pada Selasa setelah pembatalan penerbangan sehari sebelumnya.
3. Peringatan cuaca dan ancaman iklim regional semakin nyata
Pusat Meteorologi Vietnam pada Selasa (26/8/2025) memperingatkan hujan deras akan terus mengguyur wilayah delta utara dan dataran tinggi tengah. Beberapa daerah, seperti Sơn La, Lào Cai, Thanh Hóa, dan Nghệ An, diprediksi menerima curah hujan hingga 150 milimeter hanya dalam enam jam. Kondisi ini meningkatkan risiko banjir bandang serta tanah longsor, sementara perairan Teluk Tonkin diperkirakan tetap berombak tinggi.
Sebelum menghantam Vietnam, Kajiki lebih dulu melintasi Pulau Hainan, China bagian selatan, pada Minggu (24/8/2025). Hujan lebat juga diperkirakan turun di sejumlah wilayah Thailand, mendorong otoritas setempat memperingatkan penduduk di daerah rawan. Sementara itu, data menunjukkan bencana alam dalam tujuh bulan pertama 2025 telah menewaskan atau membuat hilang lebih dari 100 orang di Vietnam, dengan kerugian lebih dari 21 juta dolar AS (setara Rp342 miliar).