Jakarta, IDN Times - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC yang digelar di Bangkok, Thailand, akhirnya resmi ditutup pada Sabtu (19/11/2022). Namun, deklarasi pemimpin negara APEC kini sedang menjadi sorotan. Sebab, bila merinci isinya, ada satu poin yang sama persis seperti deklarasi yang dirilis saat KTT G20 di Bali.
Kemiripan deklarasi itu ketika para pemimpin sepakat memberi pernyataan soal perang di Ukraina. Ke-21 pemimpin negara APEC sepakat untuk merujuk ke resolusi Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB pada 2 Maret 2022 lalu.
"Kami kembali menegaskan posisi yang telah disampaikan di forum lain terrmasuk Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB yakni menyesalkan sedalam-dalamnya agresi yang dilakukan oleh Rusia terhadap Ukraina," demikian isi deklarasi APEC yang dikutip pada hari ini dari situs resminya.
"Kami juga menuntut penarikan semua pasukan tanpa syarat dari teritori Ukraina. Sebagian besar anggota mengecam keras perang di Ukraina dan menekankan peperangan tersebut mengakibatkan penderitaan yang luar biasa bagi umat manusia. Selain itu, peperangan memperburuk situasi ekonomi global yang tengah melambat," kata para pemimpin APEC.
Kesamaan pernyataan terkait isu peperangan di Ukraina disorot oleh pengajar di Centre on Asia and Globalisation Lee Kuan Yew School of Public Policy, Evan Laksamana.
Sementara, sama seperti KTT G20, Presiden Rusia, Vladimir Putin, absen dalam pertemuan tinggi pemimpin negara di kawasan Asia Pasifik itu. Sementara, kehadiran Amerika Serikat (AS) diwakilkan Wakil Presiden, Kamala Harris.
Presiden Joko "Jokowi" Widodo yang ikut hadir pada Jumat, 18 November 2022, memutuskan pulang ke Tanah Air lebih cepat. Sehingga, ia tidak mengikuti hingga dimunculkan deklarasi para pemimpin (Leader's Declaration).
Namun, apakah pernyataan tersebut tidak boleh dipakai dalam deklarasi di forum internasional lainnya?