Presiden Xi Jinping tiba untuk sidang pembuka Konferensi Permusyawaratan Kongres Rakyat Nasional di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 22 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Muncul klaim dari Marco Rubio selaku Senator dari Partai Republik mengenai konsulat Tiongkok tersebut.
"Itu semacam titik temu pusat dari operasi mata-mata masif: spionase komersial, spionase pertahanan, juga agen-agen berpengaruh yang mencoba memengaruhi Kongres," tulisnya, melalui Twitter.
"Mereka memakai pengusaha sebagai front dalam banyak kasus guna mencoba memengaruhi anggota-anggota Kongres dan para pemimpin politik lainnya di level negara bagian dan lokal. Dan sudah seharusnya sejak lama itu ditutup," tambahnya.
Sementara, mantan utusan dagang Amerika Serikat ke Tiongkok Jeff Moon, menduga alasan sebenarnya bukan soal melindungi kekayaan intelektual.
"Jika itu alasan sebenarnya, Amerika Serikat akan menutup konsulat di San Francisco, yang meliputi Silicon Valley," kata dia kepada CNN.
"Aksi ini adalah daging merah bagi para pendukung Trump yang ingin membalas dendam melawan Tiongkok dan mengalihkan perhatian dari kebijakan COVID-19 Trump yang penuh bencana," tambahnya.