Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tiongkok akan Geser AS Jadi Negara dengan Perekonomian Terkuat

Presiden Xi Jinping tiba untuk sidang pembuka Konferensi Permusyawaratan Kongres Rakyat Nasional di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 22 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Presiden Xi Jinping tiba untuk sidang pembuka Konferensi Permusyawaratan Kongres Rakyat Nasional di Balai Agung Rakyat di Beijing, Tiongkok, pada 22 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins

Jakarta, IDN Times - Bank Dunia dan IMF memprediksi Tiongkok akan menggeser Amerika Serikat sebagai negara adidaya di bidang ekonomi pada 2024 mendatang. Selain Tiongkok, ada pula beberapa negara Asia yang diprediksi masuk kategori lima gross domestic product (GDP) terbesar pada 2024. Salah satunya Indonesia yang diprediksi berada di peringkat kelima. 

Data dari laporan World Economy Forum (WEF) pada 18 Juli 2020 lalu menyebut lima negara Asia itu akan menggeser dominasi negara-negara ekonomi dari Eropa. Posisi mereka akan turun dan bahkan diprediksi di bawah Indonesia. 

Mengapa hal itu bisa terjadi?

1. IMF menyebut Tiongkok berkontribusi 28 persen terhadap pertumbuhan ekonomi dunia

Grafik Tiongkok segera geser AS jadi negara dengan perekonomian terkuat (IDN Times/Sukma Shakti)
Grafik Tiongkok segera geser AS jadi negara dengan perekonomian terkuat (IDN Times/Sukma Shakti)

Kantor berita Reuters pada November 2019, melaporkan sinyal Tiongkok akan menggeser Amerika Serikat sudah sejak 2013 lalu. Tiongkok terbukti menyumbang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dunia pada periode 2013-2018 secara konsisten. Total angka pertumbuhan yang berhasil mereka capai yakni 28 persen dalam kurun lima tahun itu.

IMF menyebut angka yang dicapai Tiongkok dua kali lebih banyak dibandingkan yang dicapai oleh Negeri Paman Sam. Badan PBB itu juga memprediksi Tiongkok akan menyumbang pertumbuhan ekonomi dengan nilai yang sama pada periode 2019-2024. Namun, laporan ini dibuat sebelum pandemik COVID-19 terjadi. 

Selain itu, catatan penting lainnya bagi pertumbuhan ekonomi dunia adalah konflik antara AS dengan Tiongkok harus berhasil diredam. Sebab, konflik di antara keduanya juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi global. 

2. Meningkatnya kelas menengah di Asia jadi salah satu kontributor utama

Ilustrasi Berbelanja (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Ilustrasi Berbelanja (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Laporan World Economic Forum (WEF) menyebut salah satu penyebab GDP negara-negara Asia itu melonjak karena dipicu berkembangnya jumlah kelas menengah. WEF memprediksi 2,4 miliar kelas menengah baru akan memasuki perekonomian global. 

Sebagian besar kelas menengah akan disumbang dari negara berkembang seperti India dan kawasan Asia Tenggara. Ini akan memunculkan sejumlah kebijakan baru di bidang pemerintahan, dunia bisnis, dan LSM. Mereka diharapkan bisa membuat kebijakan yang adil dan bisa memecahkan permasalahan sosial serta ekonomi. 

3. Pertumbuhan ekonomi yang cepat di kawasan Asia diprediksi menimbulkan kesenjangan antara kawasan desa dan perkotaan

Ilustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)
Ilustrasi kemiskinan (IDN Times/Arief Rahmat)

Indikasi lainnya bahwa negara-negara Asia akan mendominasi perekonomian dunia pada 2024 mendatang, sudah terlihat dari sejumlah perusahaan di kawasan itu yang sudah jadi global. Dua di antaranya adalah perusahaan telekomunikasi Huawei dari Tiongkok dan otomotif bernama Tata yang berasal dari India. 

Namun, berdasarkan laporan Badan PBB di bidang pangan, FAO, pertumbuhan ekonomi yang pesat di kawasan Asia turut memicu terjadinya kesenjangan yang semakin dalam antara pedesaan dengan kawasan kota. Selain itu, lingkungan hidup juga terancam keberlangsungannya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Santi Dewi
Anata Siregar
3+
Santi Dewi
EditorSanti Dewi
Follow Us