Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Taylor Flowe)
ilustrasi (Unsplash.com/Taylor Flowe)

Jakarta, IDN Times - Dalam laporan hasil studi terbaru yang diterbitkan pada 25 Mei 2023, para ilmuwan mengatakan bahwa mereka telah menemukan sekitar lima ribu spesies baru di Samudra Pasifik. Penelitian dilakukan di Clarion-Clipperton Zone (CCZ) yang membentang antara Hawaii dan Meksiko.

Lokasi itu telah diberikan kepada 17 kontraktor penambangan laut dalam. Perusahaan didukung oleh negara-negara besar, termasuk Inggris, AS dan China untuk menambang kobalt, mangan, nikel dan sumber energi alternatif. Studi dilakukan untuk menilai risiko kepunahan spesies sebelum penambangan dimulai.

1. Sebanyak 5.578 spesies baru dan berbeda ditemukan

ilustrasi (Unsplash.com/Master Wen)

International Seabed Authority (ISA), sebuah badan semu PBB yang berbasis di Jamaika, pada Juli akan mulai menerima aplikasi eksploitasi dari perusahaan yang diberi izin melakukan penambangan laut dalam.

Sebelum hal itu dilakukan, sebuah penelitian ekosistem diluncurkan dan para ilmuwan menemukan ribuan spesies baru yang menghuni wilayah tersebut. Penelitian di CCZ merupakan penelitian pertama kalinya oleh ilmuwan dan mereka menemukan 5.578 spesies baru yang berbeda, yang diperkirakan 88 persen hingga 92 persen belum pernah terlihat sebelumnya, kutip The Guardian.

"Kita berbagi planet ini dengan semua keanekaragaman hayati yang menakjubkan ini dan kita memiliki tanggung jawab untuk memahaminya dan melindunginya," kata Muriel Rabone, penulis utama studi tersebut, yang juga merupakan ahli ekologi laut di Natural History Museum (NHM).

2. Sebagian besar spesies belum memiliki nama resmi

Para ilmuwan berlayar dengan kapal pesiar penelitian. Dari sana, mereka mengirimkan kendaraan yang dikendalikan dari jarak jauh untuk mencapai dasar laut antara 4 ribu hingga 6 ribu meter kedalamannya.

Wilayah penelitian itu merupakan zona rekahan, bekas luka besar dasar laut yang berubah bentuk akibat pergeseran lempeng tektonik. Luasnya mencapai 6 juta kilometer persegi atau sekitar 3,5 kali lipat Alaska, kutip Live Science.

Dengan lebih dari lima ribu spesies baru tersebut, hanya 438 spesies yang telah diberi nama resmi. Bahkan menurut para peneliti, mereka memperkirakan sebenarnya ada 6 ribu hingga 8 ribu spesies hewan yang hidup di CCZ.

Wilayah CCZ itu berada di luar yurisdiksi negara manapun. Sebagai akibatnya, wilayah itu dikelola oleh ISA PBB. Aktivitas penambangan laut dalam seperti yang akan terjadi di CCZ, sejauh ini dilarang di wilayah yurisdiksi nasional.

3. Sebagian besar spesies merupakan endemik di CCZ

Ribuan spesies baru yang ditemukan para ilmuwan, dicantumkan dalam daftar periksa CCZ. Dari jumlah itu, hanya enam spesies yang tercatat hidup di luar CCZ. Jadi sebagian besar spesies tak dikenal merupakan endemik di wilayah itu.

Eksplorasi CCZ oleh para ilmuwan, menempatkan lokasi itu sebagai salah satu habitat paling murni di laut global, kutip Vice. Namun nasib para spesies yang baru diketahui itu, akan segera dihancurkan oleh aktivitas penambangan yang biasanya menghasilkan polusi suara, polusi cahaya, polusi limbah serta penumpukan sedimen dan perusakan dasar laut.

Tim peneliti dan para ahli menekankan perlunya melakukan penyelidikan dari dampak potensial ekstraksi sumber daya di habitat yang misterius tersebut. Penyelidikan berfungsi untuk mengklarifikasi perlindungan bagi para spesies.

CCZ, bersama dengan Pasifik tengah-selatan dan Samudra Selatan, menurut para peneliti adalah salah satu dari sedikit area samudra global yang tersisa dengan keutuhan belantara murni yang tinggi. Butuh data dan pemahaman lebih baik untuk menjelaskan wilayah tersebut demi masa depan dari dampak polah manusia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team