Suku Maori di Selandia Baru. (instagram.com/rawiri_waititi
Suku Maori adalah 15% dari populasi Selandia Baru dan merupakan minoritas pada parlemen Selandia Baru. Dua minggu terakhir, isu rasisme terhadap Suku Maori di Selandia Baru menjadi perbincangan hangat. “Selama dua minggu terakhir telah terjadi propaganda dan retorika rasis terhadap tangata whenua (masyarakat adat Maori). Itu tidak hanya menghina tangata whenua, tapi juga mengurangi mana (martabat) rumah ini,” kata Waititi seperti yang dikutip The Guardian.
“Ini telah memicu rasisme yang sangat kejam terhadap Māori, karena jenis propaganda dan retorika ini - kami tidak akan mendukungnya lagi,” Pemimpin oposisi terus-menerus menyerang Māori untuk mendapatkan suara dari konstituen Pākehā (non-Māori Selandia Baru). Itu saja." kata Waititi, ketika berbicara kepada wartawan di luar. Waititi memang kerap memperjuangkan hak-hak adat Suku Maori di parlemen.
Isu rasisme ini mencuat karena adanya dugaan ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan masyarakat bagi Suku Maori. Suku Maori sering mengalami ketertinggalan dalam beberapa aspek salah satunya fasilitas kesehatan. Kritik juga datang dari Partai Collin yang mengkritik upaya PM Selandia Baru, Jacinda Ardern, dalam menangani masalah ini. Dalam beberapa tahun terakhir, Suku Maori kerap melaksanakan demonstrasi menuntut hak-hak sosial dan mengkritik kegagalan pemerintah dalam mewujudkan pemerataan