Hamas Luncurkan Roket, Israel Kerahkan Pasukan Tempur di Gaza

Jakarta, IDN Times - Israel saat ini tengah menyiapkan pasukan di sepanjang perbatasan Gaza dan Hamas juga rencananya bakal meluncurkan serangan roket ke Israel selatan di tengah perselisihan sengit yang belum tunjukkan tanda akan berakhir.
Menurut Reuters seperti dikutip dari ANTARA pada Kamis (13/5/2021), Israel menyiapkan pasukan tempur di sepanjang perbatasan Gaza dan berada dalam berbagai tahap persiapan operasi darat, ujar seorang juru bicara militer.
1. Suasana saat ini seperti serangan selama perang Israel-Gaza 2014 dan 2008-2009

Suasana tersebut seperti mengingatkan serangan serupa selama perang Israel-Gaza 2014 dan 2008-2009.
"Kepala staf sedang memeriksa persiapan tersebut dan memberikan arahan ... markas divisi dan tiga brigade manuver kami di Gaza mempersiapkan diri untuk situasi itu dan untuk berbagai kemungkinan," ujar Letnan Kolonel Jonathan Conricus.
Bunyi sirine terdengar di Tel Aviv sepanjang malam dan suara roket yang ditembakkan oleh sistem Kubah besi Israel terlihat di langit hingga membuat ribuan orang Israel mengangkat kaki mencari perlindungan.
2. Otoritas kesehatan di Gaza selidiki kematian akibat gas beracun

Pada Kamis fajar, Israel mulai melancarkan serangan udaranya di daerah kantong Palestina di kawasan pantai, bangunan perumahan enam lantai di tengah Kota Gaza hancur.
Saat dunia menyerukan kata tenang, gelombang kekerasan antar kaum Yahudi Israel dan minoritas Arab di sana terus menyebar di sejumlah kota Israel. Terjadi serangan pada sinagoge dan bentrokan antara warga Arab dan Yahudi di jalanan.
Kematian beberapa orang semalam akibat indikasi adanya gas racun yang dihirup juga tengah diselidiki oleh otoritas kesehatan di Gaza. Saat ini sampel tengah diperiksa dan belum ada kesimpulan atas kecurigaan itu.
3. Israel terus bertindak untuk menyerang kemampuan militer Hamas di Jalur Gaza

Amerika Serikat juga rencananya bakal mengutus Wakil Asisten Sekretaris untuk Urusan Israel dan Palestina, Hady Amr untuk berdialog dengan Israel dan Palestina.
"Harapan saya adalah ini akan segera diakhiri, tetapi Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri," kata Presiden AS Joe Biden pada Rabu (11/5/2021) setelah berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Biden, tidak secara gamblang menjelaskan alasan sikap optimisnya, Kantor Netanyahu mengatakan bahwa sang perdana menteri mengatakan kepada presiden AS bahwa Israel akan terus bertindak untuk menyerang kemampuan militer Hamas dan kelompok teroris lainnya yang aktif di Jalur Gaza.
4. Sinyal Hamas yang akan terus menantang

Seorang komandan senior Hamas juga terbunuh oleh pasukan Israel pada Rabu, dan sejumlah gedung dibom termasuk gedung tinggi dan sebuah bank, yang menurut Israel ada kaitannya dengan faksi tersebut.
Hamas memberi sinyal akan terus menantang. Pemimpinnya, Ismail Haniyeh, mengatakan bahwa konfrontasi dengan musuh tidak ada batasnya"\.
Israel melancarkan serangan usai Hamas menembak roket ke Yerusalem dan Tel Aviv sebagai balasan atas bentrokan antara polisi Israel dengan warga Palestina di dekat Masjid Al Aqsa di Yerusalem Timur selama bulan Ramadhan yang jadi perhatian dunia.
Serangan kian memanas jelang sidang pengadilan yang saat ini ditunda dan dapat menyebabkan penggusuran keluarga Palestina dari rumah-rumah mereka di Yerusalem Timur yang diklaim oleh pemukim Yahudi.
5. Upaya gencatan senjata dari PBB tak ada hasilnya

Bagi Israel penargetan Tel Aviv dan Yerusalem jadi tantangan baru dalam konfortasi dengan Hamas yang dianggap sebagai teroris oleh Israel dan AS.
Sumber dari pihak Palestina mengatakan upaya gencatan senjata oleh Mesir, Qatar, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tidak menghasilkan kemajuan untuk mengakhiri kekerasan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkata lewat telepon pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan mengatakan "Washington mengerahkan upaya dengan semua pihak terkait untuk mencapai ketenangan," demikian dilaporkan kantor berita resmi Palestina WAFA.
Abbas yang merupakan saingan Hamas punya otoritas terbatas pada Tepi Barat yang diduduki Israel. Pertempuran itu juga memancing perselisihan Israel. Minoritas Arab di sejumlah tempat juga melancarkan protes kekerasan pro Palestina.