Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi. (IDN Times/Rendy)

Jakarta, IDN Times - Tensi di Timur Tengah kini sedang meningkat. Terutama di tengah konflik antara Israel dan Hamas yang pecah pada 7 Oktober 2023.

Konflik ini pun dikhawatirkan bakal meluas ke negara-negara sekitarnya. Sebagai contoh, Lebanon kini memanas lantaran Hizbullah melancarkan serangan di perbatasan, menyasar Israel, demi membela hak bangsa Palestina.

Di tengah konflik yang membara ini, posisi Iran juga diperhitungkan. Iran dituding Barat sebagai negara penyokong kelompok yang dilabeli sebagai teroris itu. Sebenarnya bagaimana posisi Iran? Apakah benar Iran menyokong kelompok ini?

Lalu, bagaimana perkembangan hubungan Iran dan Indonesia? Kerja sama apa saja yang sudah dibentuk antarkedua negara?

IDN Times mendapat kesempatan mewawancarai Duta Besar Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi. Berikut wawancaranya!

1. Bagaimana perkembangan relasi Indonesia dan Iran? Kerja sama apa yang saat ini sedang dikerjakan dan apa yang perlu ditingkatkan?

Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan Presiden Iran, Seyyed Ebrahim Raisi di Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/5/2023). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Pertama-tama, selamat datang di kantor kedutaan besar Iran, dapat saya gambarkan secara keseluruhan hubungan antara Indonesia dan Iran adalah hubungan yang sangat baik. Kami bekerja sama di sektor politik, ekonomi, budaya. Kerja sama internasional kedua negara sangat, baik di organisasi internasional juga ada hubungan dan pandangan serupa dan sama di pentas politik, organisasi internasional dan saling dukung juga diberikan antara iIndonesia dan Iran.

Setelah kunjungan Presiden Raisi ke Indonesia tahun lalu, hubungan makin baik antarnegara, terbentuk 11 MoU kerja sama, diteken kedua presiden di bidang politik, ekonomi, hukum, budaya, konsuler. Lewat 11 MoU, ini artinya setuju untuk meningkatkan hubungan bilateral dan memanfaatkan berbagai potensi kerja sama antar dua negara.

Saat ini kami sedang melakukan eksekusi dalam MoU-MoU tersebut dan kami harap kami bisa melaksanakannya.

Ada beberapa hambatan untuk MoU ini, antara lain letak geografis Indonesia dan Iran, adanya sanksi-sanksi ke Iran yang sepihak, serta tidak saling mengenal antarpengusaha kedua negara.

Tapi dua negara ada potensi untuk menguatkan hubungan bilateral yaitu sifat ekonomi Indonesia dan Iran yang melengkapi dan kesamaan budaya, serta agama dan sosial di dua negara, dan tidak pernah adanya gesekan antara Iran dan Indonesia. Dan hubungan yang berjalan sangat baik yang selama ini dibentuk.

Ada tekad besar kami, antara pejabat tinggi khususnya presiden kedua negara untuk meningkatkan hubungan yang sudah ada. Langkah kami selanjutnya adalah menindaklanjuti, agar berbagai kesepakatan yang tercapai bisa dilaksanakan oleh kedua negara.

Sebelum saya berkunjung ke Indonesia dan mulai masa tugas saya, saya bertemu dengan Presiden Raisi. Beliau berikan arahan dan instruksi untuk menindaklanjuti MoU yang sudah dicapai pada kunjungan beliau, Mei 2023 ke Indonesia. Saat saya sudah menyerahkan surat kepercayaan saya ke Presiden Jokowi, beliau juga memerintahkan saya dan memberi instruksi kepada saya untuk menindaklanjuti apa yang sudah disepakati dua negara. Ini merupakan agenda kerja saya yang utama untuk menindaklanjuti apa yang sudah disepakati.

2. Indonesia sedang membangun IKN, apakah ada investasi Iran di sana? Jika ada, di bidang apa?

Editorial Team

Tonton lebih seru di