Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
David Choquehuanca saat mendapatkan suntikan vaksin. (twitter.com/MCN_ComGlobal)
David Choquehuanca saat mendapatkan suntikan vaksin. (twitter.com/MCN_ComGlobal)

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden Bolivia, David Choquehuanca, pada Senin (3/1/2022) akhirnya bersedia mendapatkan suntikan vaksin COVID-19. Padahal, pemimpin berusia 60 tahun itu selalu menolak untuk disuntik vaksin meskipun pemerintahannya menganjurkan warga Bolivia untuk divaksin. 

Dilansir Mercopress, Choquehuanca bersedia diinokulasi demi mengikuti aturan di Bolivia dan ditekan berbagai pihak. Pasalnya, Pemerintah Bolivia juga sudah memberlakukan sertifikat vaksinasi COVID-19 digital mulai 1 Januari pada berbagai tempat umum. 

1. Choquehuanca datangi pusat vaksinasi di La Paz

Wapres berusia 60 tahun itu datang ke pusat vaksinasi pada pukul 07.00 pagi di pusat kota La Paz dan mendapatkan suntikan vaksin China, Sinopharm. Sebelum divaksin, ia diketahui sempat melakukan serangkaian ritual yang dipimpin oleh pemuka agama pribumi. Ritual itu disebut berguna untuk menyucikan dirinya dengan wangi-wangian dan potongan bunga yang ditempatkan di kepala beserta badannya. 

Keengganan David Choquehuanca untuk divaksinasi selama ini telah menyeruakkan kontroversi bagi seluruh khalayak publik di Bolivia. Bahkan, ia justru memutuskan untuk memilih pengobatan tradisional dibandingkan vaksin untuk melawan COVID-19, dilaporkan dari La Prensa Latina

2. Choquehuanca mengaku lebih memilih pengobatan alami dibanding vaksin

Wapres David Choquehuanca saat mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 (twitter.com/SaludDeportesBo)

Dikutip dari Mercopress, Choquehuanca selalu menolak untuk menerima vaksin dan lebih memilih mendapatkan pengobatan tradisional. Ia juga menyebut jika pengobatan tradisional yang dilakoninya mampu menyembuhkannya, setelah ia terinfeksi COVID-19 hingga dua kali.

"Terdapat dua cara untuk meningkatkan imunitas, yakni secara alami maupun buatan atau vaksin. Saya memilih imunitas alami. Maka saya mengonsumsi kunyit, jahe, bawang bombay, bawang putih, madu dan lemon. Saya juga mengunyah daun koka yang biasa dilakukan oleh Suku Aymara dan Quechua kuno" ujar Choquehuanca. 

Di sisi lain, Choquehuanca sudah mendapatkan kritik pedas dari oposisi konservatif maupun anggota partainya sendiri, MAS, terkait keputusannya menolak vaksinasi. Politisi itu juga sempat mendapat kecaman keras lantaran datang pada sebuah acara di ruang tertutup tanpa menggunakan masker. 

3. Bolivia sedang menghadapi gelombang keempat pandemik COVID-19

Kasus penularan COVID-19 di Bolivia dilaporkan sedang meningkat dalam beberapa hari terakhir. Negara Amerika Selatan itu tengah dilanda gelombang keempat pandemik, bahkan kasusnya melampaui rekor hingga hampir 8.000 penularan dalam satu hari. 

Sampai saat ini, sudah ada 622.312 orang yang terinfeksi COVID-19 di Bolivia dan 534.377 orang di antaranya berhasil sembuh. Sementara itu, tercatat ada 19.763 orang meninggal dunia akibat terserang virus mematikan tersebut.

Di sisi lain, tingkat vaksinasi di negara berpenduduk 11 juta jiwa itu diketahui berjalan cukup lambat sejak awal dimulai pada awal 2021. Hingga kini, 9,76 juta warga Bolivia sudah mendapatkan vaksin dosis pertama dan baru 4,58 juta atau 39,3 persen warga yang disuntik penuh. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm