Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Demonstran pro-Ukraina. (unsplash.com/velikarnadsky)
Demonstran pro-Ukraina. (unsplash.com/velikarnadsky)

Intinya sih...

  • Ribuan warga Alaska gelar demonstrasi pro-Ukraina jelang kedatangan Putin.

  • Sebut Putin sebagai penjahat perang, ada demo tandingan pro-Trump.

  • 1.000 warga Ukraina menetap di Alaska, berharap perang di negaranya segera berakhir.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Alaska di Anchorage mengadakan demonstrasi pro-Ukraina menjelang kedatangan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk menghadiri pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump pada Jumat (15/8/2025). 

“Sedang berlangsung demonstrasi besar pro-Ukraina di Anchorage menjelang pertemuan Trump dan Putin. Ukraina dan Alaska tidak akan pernah menjadi bagian dari Rusia lagi,” kata Penasehat Media Yayasan Razom of Ukraine, Ostap Yarysh, dikutip dari Komo News.

Pertemuan di Alaska ini menjadi yang pertama kali dilakukan oleh presiden AS dan Rusia sejak dimulainya invasi skala besar Rusia ke Ukraina pada Februari 2022. 

1. Sebut Putin sebagai penjahat perang

Dalam aksi tersebut, ribuan warga Alaska membawa bendera Ukraina dan spanduk penolakan kehadiran Putin. Mereka menyatakan dukungan kepada Ukraina dan menyebut Putin sebagai penjahat perang. 

“Keputusan menyambut Putin, seorang penjahat perang di Alaska adalah sebuah pengkhianatan dari sejarah kami dan moral yang diinginkan oleh warga Ukraina dan orang yang berada dalam wilayah okupansi lainnya,” tutur Native Movement NGO. 

Stand UP Alaska yang menjadi pihak pengorganisir demo menyebut bahwa Alaska menolak adanya pemimpin tirani. Organisasi itu menyerukan seluruh warga bersatu dan hadir di Anchorage untuk memprotes kedatangan penjahat perang. Demonstrasi kali ini diperkirakan sudah dihadiri oleh 1.000 orang. 

2. Terdapat demo tandingan pro-Trump

Tak hanya dihadiri demonstran pro-Ukraina, sejumlah pendukung Trump ikut hadir di pusat kota Anchorage untuk menyuarakan dukungan kepada presiden AS tersebut. 

“Kami berharap pertemuan ini akan mengarah satu langkah pada perdamaian. Ini penting untuk mendukung Trump. Terdapat banyak masalah dan perpecahan di dunia ini. Saya pikir kita harus lebih menjaga persatuan,” terang salah seorang suporter Trump, Justin McGhee, dikutip dari Alaska Beacon

Mantan Letnan Gubernur Alaska, Loren Leman juga ikut hadir dalam demonstrasi untuk menyuarakan dukungan kepada  Trump. Menurutnya, pertemuan kedua pemimpin ini akan membantu menyelesaikan perang di Ukraina.

3. Terdapat 1.000 warga Ukraina yang menetap di Alaska

Orang yang membawa bendera Ukraina. (pexels.com/@mutecevvil)

Setelah pecahnya perang Rusia-Ukraina, sekitar 1.000 warga Ukraina telah menetap di Alaska. Mayoritas dari mereka tiba di Alaska lewat program Uniting for Ukraine yang diusung oleh mantan Presiden Joe Biden. 

Sebagian dari para pengungsi di Anchorage adalah anggota dari Gereja Kristen Ukraina Spenard yang dijembatani oleh program yang dikelola oleh Zori Opanasevych. Ia merantau ke Alaska sejak 20 tahun lalu dan menjadi pemimpin Ukraine Relief Program yang membantu pengungsi Ukraina mencari rumah, pekerjaan, dan beradaptasi untuk tinggal di Alaska, dilansir dari Anchorage Daily News

Pertemuan antara Trump dan Putin membuat warga Ukraina di Alaska berharap dan berdoa agar perang di negaranya segera berakhir. Namun, mereka khawatir karena Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy justru tidak hadir di Alaska. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team