Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Trump dan Putin Memilih Bertemu di Alaska?

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump, di Anchorage, Alaska. (kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump, di Anchorage, Alaska. (kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • Alaska aman bagi Putin yang berstatus buronan ICC. Putin juga dilarang terbang di wilayah udara Eropa dan Kanada.
  • AS bukan anggota Statuta Roma, memungkinkan Putin mengunjungi Alaska tanpa risiko ditangkap.
  • Alaska pernah menjadi bagian Kekaisaran Rusia selama lebih dari 65 tahun. Rusia menjual Alaska kepada AS pada tahun 1867 karena dianggap sebagai sahabat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin telah digelar di Anchorage, Alaska, pada Jumat (15/8/2025). Agenda utama pertemuan tersebut adalah untuk mencari jalan keluar dalam mengakhiri perang di Ukraina yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun.

Alaska sengaja dipilih sebagai lokasi pertemuan karena posisinya yang strategis. Kombinasi faktor keamanan, latar belakang sejarah, dan geopolitik membuat negara bagian AS ini menjadi tempat yang ideal bagi kedua pihak.

1. Alaska aman bagi Putin yang berstatus buronan ICC

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump, di Anchorage, Alaska. (kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump, di Anchorage, Alaska. (kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)

Alasan yang mungkin jadi pertimbangan utama pemilihan Alaska adalah untuk menjamin keamanan Vladimir Putin dari masalah hukum internasional. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuknya atas tuduhan kejahatan perang di Ukraina.

AS bukan negara anggota Statuta Roma, yang menjadi dasar hukum bagi ICC. Status ini membuat Putin dapat mengunjungi wilayah AS tanpa risiko ditangkap. Jaminan ini tidak ia miliki di 125 negara lain yang meratifikasi statuta tersebut.

Saat ini, pesawat Rusia juga dilarang terbang di wilayah udara Eropa dan Kanada. Asisten kepresidenan Rusia, Yuri Ushakov, menyebut Alaska sebagai lokasi yang masuk akal untuk pertemuan ini.

"Tampaknya cukup logis bagi delegasi kami untuk terbang melewati Selat Bering dan untuk pertemuan puncak yang penting dan dinanti-nantikan dari para pemimpin kedua negara ini diadakan di Alaska," ujarnya, dikutip dari USA Today.

2. Simbol sejarah hubungan hangat AS-Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump, di Anchorage, Alaska. (kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump, di Anchorage, Alaska. (kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)

Alaska memiliki nilai simbolis yang kuat karena pernah menjadi bagian dari wilayah Kekaisaran Rusia selama lebih dari 65 tahun. Wilayah ini kemudian dijual kepada AS dalam sebuah transaksi bersejarah pada tahun 1867 seharga 7,2 juta dolar AS .

Penjualan tersebut terjadi di tengah hubungan kedua negara yang terbilang hangat pada abad ke-19. Saat itu, Rusia lebih memilih menjual Alaska kepada AS yang dianggap sebagai sahabat daripada membiarkan wilayah itu direbut oleh rivalnya, Inggris.

Sisa-sisa pengaruh budaya Rusia bahkan masih dapat ditemukan di Alaska hingga hari ini. Terdapat sekitar 80 gereja dan kapel Ortodoks Rusia yang masih berdiri, serta beberapa nama kota yang berasal dari bahasa Rusia seperti Ninilchik.

Menurut sejarawan, pemilihan lokasi ini diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat kerja sama di masa lalu.

"Simbolisme Alaska akan menjadi pengingat bagaimana AS dan Rusia pada sebagian besar abad ke-19 mampu melampaui perbedaan ideologis dan politik serta ekspansionisme mereka, untuk memiliki hubungan kerja sama yang hangat, bersahabat," kata David S. Foglesong, seorang profesor sejarah di Rutgers University, dilansir dari Time.

3. Alaska adalah titik terdekat antara AS dan Rusia

Secara geografis, Alaska merupakan titik terdekat antara daratan AS dan Rusia yang hanya terpisah oleh Selat Bering. Kedua negara terpisah hanya 4,8 kilometer di titik terdekatnya, yaitu antara Pulau Diomede Kecil (AS) dan Diomede Besar (Rusia).

Selama era Perang Dingin, Alaska berfungsi sebagai garis pertahanan pertama AS dari potensi serangan Uni Soviet. Berbagai instalasi radar dan pangkalan militer dibangun di sana, termasuk Pangkalan Gabungan Elmendorf-Richardson (JBER) tempat pertemuan ini diselenggarakan.

Kini, peran strategis Alaska telah bergeser ke kawasan Arktik atau Kutub Utara. Pemanasan global membuka rute pelayaran baru dan akses terhadap sumber daya energi melimpah di kawasan tersebut, yang menjadi incaran AS dan Rusia.

Pangkalan JBER sendiri merupakan instalasi militer terbesar di Alaska dan menjadi wujud kesiapan militer AS di Kutub Utara. Pangkalan ini menjadi rumah bagi jet tempur canggih seperti F-22 Raptor yang sering digunakan untuk mencegat pesawat militer Rusia di dekat perbatasan.

4. Kehadiran Putin di tanah AS mengakhiri isolasi diplomatik

Menurut CNN, pertemuan ini dapat dianggap sebagai sebuah kemenangan diplomatik bagi Putin. Kehadirannya di tanah AS mengakhiri isolasi diplomatik yang diterimanya dari negara-negara Barat sejak invasi Ukraina pada 2022.

Namun, perundingan ini digelar tanpa kehadiran perwakilan dari Ukraina sama sekali. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di antara para pemimpin Eropa bahwa Trump akan menekan Ukraina untuk menyetujui kesepakatan yang merugikan.

Meskipun berlangsung selama hampir tiga jam, KTT ini tidak menghasilkan kesepakatan apa pun. Baik Trump maupun Putin hanya mengklaim adanya kemajuan dalam diskusi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us