Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Tanzania (pixabay.com/david_peterson)
ilustrasi bendera Tanzania (pixabay.com/david_peterson)

Intinya sih...

  • Tanzania terjunkan personel militer dan tetapkan jam malam

  • Kedutaan Besar AS memperingatkan warganya untuk tidak terlibat dalam demonstrasi di Tanzania.

  • Kenya desak warganya tidak ikut demo di Tanzania

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Tanzania, pada Kamis (30/10/2025), menggelar aksi protes menolak hasil pemilihan presiden (pilpres) yang menunjukkan keunggulan calon petahana, Samia Suluhu Hassan. Calon dari Partai Chama Cha Mapinduzi (CCM) itu diperkirakan akan kembali memenangkan pilpres tahun ini.  

Berdasarkan video di media sosial, terdapat kerusuhan yang terjadi antara demonstran dan polisi di Dar es Salaam. Bahkan, akses internet di negara Afrika Timur itu juga sudah dimatikan selama berlangsungnya demonstrasi. 

Tak hanya di Tanzania, Kamerun juga dilanda gelombang protes besar-besaran atas kemenangan calon petahana, Paul Biya. Kemenangan ini membuat presiden berusia 92 tahun itu akan kembali memimpin 7 tahun ke depan. 

1. Tanzania terjunkan personel militer dan tetapkan jam malam

Menyusul pembakaran bus dan pom bensin di kawasan Kimara dan Ubungo, Dar es Salaam, pemerintah setempat langsung menerjunkan personel militer. Selain itu, aturan jam malam sudah diberlakukan di pusat ekonomi Tanzania tersebut.

Dilansir ABC News, Inspektur Jenderal Polisi Tanzania, Camillus Wambura mengatakan bahwa jam malam di Dar es Salaam diberlakukan mulai pukul 18.00 waktu setempat. Sejumlah militer juga diterjunkan di Dodoma dan Zanzibar serta sejumlah area lokasi kantor media di Tanzania. 

Menanggapi situasi di Tanzania, Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) sudah menetapkan peringatan bagi warganya. Washington meminta warganya untuk tetap berada di dalam ruangan dan menganjurkan tidak terlibat dalam demonstrasi di Tanzania. 

2. Kenya desak warganya tidak ikut demo di Tanzania

Menteri Dalam Negeri Kenya, Raymond Omollo mendesak warga Kenya untuk menghindari terlibat dalam demonstrasi di Tanzania. Penjagaan di perbatasan juga diperketat untuk menghindari tumpahan demonstran dari Tanzania ke Kenya.

“Saya tidak ingin mengomentari apa yang terjadi di Tanzania, tapi di Kenya, kami memiliki hukum dan prosedur untuk mengarahkan demonstrasi. Siapapun yang ingin berpartisipasi dalam protes, mari ikuti hukum yang diharuskan untuk melakukan itu,” terangnya, dikutip dari Tuko

Pasukan yang berjaga di kota perbatasan Kenya-Tanzania, seperti Namanga, Taveta, Isebania, dan Lunga untuk mengawasi situasi. Petugas di lapangan akan memberikan arahan untuk memastikan tidak ada pihak yang membahayakan masuk ke Kenya atau Tanzania. 

3. Pemerintah Tanzania diduga sengaja membredel capres oposisi

Pemerintah Tanzania dituding telah menangkap dan membredel partai oposisi di negaranya. Pada April, pemimpin partai oposisi Chadema, Tundu Lissu ditangkap dan dijerat atas kasus pengkhianatan dan terlibat dalam kriminalitas siber. 

Sebulan lalu, Pemimpin Partai ACT-Wazalendo, Luhaga Pina sudah didiskualifikasi sebagai calon presiden. Alhasil, Hassan akan menghadapi lawan-lawan politik dari partai kecil yang tidak banyak dikenal oleh warga Tanzania, dilansir The Guardian. 

Sejumlah pakar menyebut bahwa sudah ada lebih dari 200 kasus hilangnya orang di Tanzania sejak 2019. Kasus ini terjadi di tengah maraknya penculikan yang diduga dilakukan oleh pemerintah setempat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team