Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tanzania Akan Bangun Pabrik Produksi Avtur Senilai Rp6,9 Triliun

ilustrasi bendera Tanzania (pixabay.com/david_peterson)
ilustrasi bendera Tanzania (pixabay.com/david_peterson)
Intinya sih...
  • Rocky Mountain GTL akan bangun pabrik produksi avtur senilai Rp6,9 triliun di Tanzania
  • Tanzania akan menjadi pusat produksi avtur di Afrika dan mengurangi impor minyak olahan dari Nigeria
  • Tanzania tingkatkan distribusi gas alam domestik dengan proyek nasional distribusi gas lewat jalan dan rel kereta api
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Tanzania mengumumkan proyek ambisius untuk memproduksi bahan bakar pesawat sintetis atau avtur di negaranya. Langkah ini untuk membuat Tanzania menjadi eksportir avtur terbesar di Afrika. 

Dalam setahun terakhir, Tanzania mengakselerasi untuk meningkatkan produksi liquified natural gas (LNG) atau gas cair. Negara Afrika Timur itu dikenal sebagai pemilik cadangan gas alam besar yang mencapai 57 triliun kaki kubik. 

1. Rocky Mountain GTL bersedia bangun pabrik produksi avtur di Tanzania

Perusahaan asal Kanada, Rocky Mountain GTL resmi menyelesaikan studi kelayakan mengenai dampak ekonomi dan teknis dari pabrik pengolahan gas alam cair atau gas to liquid (GTL). Fasilitas senilai 420 juta dolar AS (Rp6,9 triliun) itu berfungsi memproduksi solar, avtur, nafta, hidrogren dan pupuk dapat diproduksi di Tanzania. 

“Mereka sudah setuju untuk membagikan informasi terkait pasar dan sumber gas alam sekarang dan di masa depan, serta melakukan studi kelayakan yang berujung pada konstruksi pabrik,” ungkap Kepala Rithi Tanzania Group, Martin Kaswahili, dikutip Business Insider Africa.

Setelah proyek pembangunan ini selesai dan berjalan, Rocky Mountain GTL akan menyuplai Tanzania dengan dolar dan avtur. Pembaruan suplai energi ini akan menurunkan biaya bagi maskapai penerbangan di Tanzania. 

2. Menjadikan Tanzania sebagai pusat produksi avtur di Afrika

ilustrasi BBM (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi BBM (IDN Times/Aditya Pratama)

Masuknya Tanzania dalam produksi avtur ini akan mengurangi impor minyak olahan dari Nigeria. Selain itu, berpotensi menyaingi Dangote Group dari Nigeria dan menjadi alternatif dari suplai avtur dan bahan bakar lainnya di kawasan Afrika Timur. 

Direktur Jenderal Tanzania Petroleum Development Corporation (TPDC), Mussa Makame mengungkapkan bahwa investasi ini penting bagi agenda industrialisasi jangka panjang di Tanzania. Jika semua berjalan dengan lancar, maka Tanzania akan mengurangi impor avtur. 

Pabrik ini rencananya akan dioperasikan pada 2027 dan akan menjadikan Tanzania sebagai pusat penyuplai avtur baru di Afrika dan akan mengurangi mengimpor bahan bakar minyak (BBM). Pada 2024, Tanzania sudah mengimpor BBM sebesar 2,6 miliar dolar AS (Rp43,1 triliun). 

3. Tanzania tingkatkan distribusi gas alam domestik

Pada Juli, TPDC menyetujui kesepakatan dengan Energetech-Tantel Holdings untuk meluncurkan proyek nasional distribusi gas lewat jalan dan rel kereta api. Program ini diperkirakan akan membutuhkan waktu 12 bulan. 

“Proyek ini akan membantu suplai gas alam ke ibu kota Dodoma serta area pusat produksi di bagian tengah yang menunjukkan adanya tingginya permintaan gas alam,” ungkapnya, dilansir BNE Intellinews.

Investasi pembangunan proyek ini antara 80 juta dolar AS (Rp1,3 triliun) hingga 200 juta dolar AS (Rp3,3 miliar). Diperkirakan pengiriman gas alam di Tanzania akan dapat dipercepat setelah 1 tahun usai ditandatangani. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

Terjebak Buy Now Paylater? Ini 5 Cara Keluar dari Lingkaran Utang

01 Nov 2025, 19:28 WIBBusiness