Panel ahli independen WHO, SAGO, dibentuk pada Juli 2021 untuk melakukan penyelidikan yang lebih mendalam. Pembentukan panel ini merupakan respons atas laporan awal yang dikritik karena dianggap kurang transparan dan tidak serius mengevaluasi semua teori.
Sejak dibentuk, SAGO berulang kali meminta data vital dari pemerintah China untuk melacak jejak awal virus. Data tersebut mencakup sekuens genetik dari pasien awal dan informasi detail pasar hewan Wuhan. Namun, data-data tersebut tak kunjung diberikan oleh China kepada WHO maupun panel SAGO.
Selain itu, WHO juga meminta akses terhadap laporan intelijen dari negara lain seperti Amerika Serikat dan Jerman, namun permintaan itu juga tidak dipenuhi. Sebelumnya, kedua negara ini mengklaim bahwa COVID-19 kemungkinan besar bocor dari laboratorium di Wuhan, dilansir The Telegraph.
Dalam keterangannya, Tedros merinci data spesifik yang tidak kunjung diberikan.
"Meskipun kami berulang kali meminta, China belum memberikan ratusan sekuens virus dari individu dengan COVID-19 pada awal pandemik. Informasi lebih rinci tentang hewan yang dijual di pasar Wuhan, informasi tentang pekerjaan yang dilakukan serta kondisi keamanan biologis di laboratorium Wuhan juga tidak diberikan," kata Ghebreyesus.