China Disebut Buntuti dan Ingin Intimidasi Wapres Taiwan saat Kunjungi Ceko
Jakarta, IDN Times - Intelijen militer Ceko mengungkap bahwa diplomat dan agen rahasia China menguntit Wakil Presiden terpilih Taiwan, Hsiao Bi-khim, dan merencanakan intimidasi fisik selama kunjungannya ke Praha pada Maret 2024. Insiden ini mencerminkan ketegangan China dengan negara-negara yang menjalin hubungan tidak resmi dengan Taiwan.
Laporan intelijen Ceko, yang dirilis pada Jumat (27/6/2025), menyatakan aksi itu melanggar norma diplomatik dan merupakan provokasi yang belum pernah terjadi sebelumnya di Eropa. Meski tidak memiliki hubungan diplomatik resmi, kerja sama erat Ceko dan Taiwan memicu kemarahan Beijing yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya.
1. Penguntitan dan rencana intimidasi
Intelijen militer Ceko melaporkan bahwa sejak Hsiao tiba di Bandara Vaclav Havel pada 18 Maret 2024, diplomat China melakukan penguntitan dan mendokumentasikan pertemuannya dengan tokoh politik serta publik Ceko. Tindakan ini dinilai melanggar Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik.
Dilansir Czech Radio, agen China bahkan merencanakan tindakan kinetik demonstratif berupa tabrakan mobil yang disengaja terhadap kendaraan Hsiao. Namun, menurut Direktur Intelijen Militer Ceko, Petr Bartovský, rencana tersebut tidak terlaksana dan hanya sampai tahap perencanaan.
“Ini adalah upaya provokatif yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh China di Eropa,” ujar Bartovský.
Insiden lain melibatkan seorang diplomat China yang menerobos lampu merah saat mengikuti iring-iringan Hsiao, nyaris menyebabkan kecelakaan. Ia menunjukkan paspor diplomatik saat dihentikan polisi, dengan alasan hendak menuju restoran China.
Taiwan News melaporkan bahwa Kementerian Luar Negeri Ceko sedang mempertimbangkan pengusiran diplomat tersebut.
2. Reaksi China dan hubungan bilateral
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, membantah tuduhan tersebut dan menyatakan bahwa diplomat China selalu mematuhi hukum negara tuan rumah.
“China mendesak pihak terkait untuk tidak terprovokasi oleh kekuatan separatis kemerdekaan Taiwan dan tidak membuat spekulasi jahat yang merusak hubungan bilateral,” kata Guo.
Hubungan Ceko-China memang memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Pada Mei 2025, Ceko menuduh China berada di balik serangan siber terhadap Kementerian Luar Negeri yang menargetkan dokumen Asia.
“Tindakan ini merusak kredibilitas China dan bertentangan dengan komitmen internasionalnya,” ujar Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavský, dikutip dari Associated Press.
Tanpa hubungan diplomatik resmi, Ceko tetap mempererat relasi dengan Taiwan. Kunjungan pejabat tinggi Ceko ke Taiwan, termasuk Presiden Senat Miloš Vystrčil pada 2020 dan 2024, serta kedatangan mantan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ke Praha pada Oktober 2024, menegaskan komitmen Ceko terhadap nilai demokrasi dan hak asasi manusia yang sejalan dengan Taiwan.
3. Dampak dan respons Taiwan
Kunjungan Hsiao Bi-khim ke Praha pada Maret 2024 merupakan lawatan luar negeri pertamanya setelah terpilih sebagai Wakil Presiden bersama Presiden Lai Ching-te. Pertemuannya dengan Presiden Senat Miloš Vystrčil memicu reaksi keras dari China.
Juru bicara Kantor Kepresidenan Taiwan, Karen Kuo, menyatakan bahwa badan keamanan Taiwan telah mengetahui rencana penguntitan sejak awal.
“Taiwan mengutuk keras tindakan ilegal China yang melanggar norma internasional dan membahayakan komunitas global,” ujar Kuo, dikutip dari Taipei Times.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada Ceko atas dukungan dan perlindungan profesional selama kunjungan Hsiao.
Presiden Senat Ceko Miloš Vystrčil mengecam keras tindakan China.
“Kita harus merespons sebagai negara yang berdaulat dan percaya diri,” ujarnya, dilansir Radio Prague International.
Insiden ini diperkirakan akan memperkuat kerja sama Ceko-Taiwan di bidang ekonomi, budaya, dan keamanan.