Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi jet tempur Sukhoi milik Rusia (Twitter.com/Минобороны России)
ilustrasi jet tempur Sukhoi milik Rusia (Twitter.com/Минобороны России)

Jakarta, IDN Times - Perang Rusia-Ukraina telah memasuki pekan kedua. Warga sipil Ukraina terus menjadi korban. Pada Rabu (9/3/2022), serangan udara Rusia merusak sebuah rumah sakit bersalin di kota Mariupol, kota pelabuhan di Ukraina selatan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam serangan tersebut dan mengatakan ada "orang-orang, anak-anak di bawah reruntuhan" rumah sakit yang dibom itu. Dia menyebut pengeboman rumah sakit anak-anak katanya adalah kejahatan perang dan bukti bahwa genosida terhadap Ukraina.

"Rumah sakit anak-anak. Rumah sakit bersalin. Dengan apa mereka mengancam Federasi Rusia? Negara macam apa ini--Federasi Rusia, yang takut akan rumah sakit dan rumah sakit bersalin dan menghancurkannya?" ujar Zelensky dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir CNN.

1. Sedikitnya 17 orang terluka, termasuk pasien yang akan melahirkan

Volodymyr Zelensky, Presiden Ukraina (Twitter.com/Володимир Зеленський)

Kota Mariupol memiliki populasi sekitar 500 ribu jiwa. Kota tersebut berada di sebelah selatan Donetsk, sebuah wilayah yang dikuasai pasukan pemberontak Ukraina yang pro-Moskow. Pada hari Rabu, serangan udara telah mengenai bangunan rumah sakit di kota tersebut.

Dilansir Al Jazeera, Gubernur wilayah Donetsk dalam laporannya menyebut bahwa korban serangan bombardir pasukan Rusia dari udara itu membuat 17 orang terluka. Mereka yang menjadi korban tersebut, termasuk perempuan yang sedang melahirkan.

Dari beberapa rekaman video dan foto-foto yang tersebar, kondisi rumah sakit mengalami rusak parah. Puing-puing berserakan dan lubang besar bekas ledakan bom dari udara tercipta di sebelah bangunan rumah sakit.

Parahnya kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan udara Rusia, membuat Dewan Kota Mariupol menyebutnya serangan yang menyebabkan kerusakan "kolosal," katanya dikutip RFERL.

Kota Mariupol adalah salah satu kota penting di Ukraina selatan. Kota itu menghubungkan bagian selatan dengan timur. Jika Mariupol dapat ditaklukkan oleh Rusia, maka pasukan Presiden Vladimir Putin dari Krimea di selatan dan dari Donbas di timur dapat bergabung dan melakukan pergerakan ke utara, ke ibu kota Kiev.

Sejak awal serangan Rusia, kota Mariupol telah mengalami serangan. Kini kota tersebut terkepung oleh pasukan Rusia. Dan rumah sakit di kota tersebut telah beberapa kali terkena serangan udara.

2. Serangan ke rumah sakit dilakukan meski koridor kemanusiaan telah dibuka

Sejak serangan Rusia ke Ukraina semakin meningkat, kini Moskow dituduh oleh Kiev menggunakan strategi abad pertengahan. Banyak kota-kota Ukraina yang dikepung, dihancurkan fasilitas airnya, pemanas, listrik dan sanitasi. Penduduk terputus dari akses layanan penting.

Krisis kemanusiaan di Ukraina sudah mulai tercipta ketika jutaan orang tidak sempat menyelamatkan diri dan terjebak di tengah perang yang berkecamuk. Sampai saat ini, sekitar 1,4 juta penduduk Ukraina telah mengungsi, dan masih ada jutaan lain yang belum sempat menyelamatkan diri.

Padahal baru-baru ini, Rusia memberikan respons pada gencatan senjata. Mereka juga disebut setuju membuka koridor kemanusiaan sebagai rute pengungsi penduduk sipil yang terjebak di tengah perang.

Warga sipil di kota besar dan kecil diberi kesempatan keluar dari kota-kota, dengan jalur evakuasi yang telah disepakati. Untuk melaksanakan koridor kemanusiaan guna mengungsikan penduduk sipil, gencatan senjata akan dilakukan selama 12 jam. Sekitar 48.000 warga Ukraina telah dievakuasi melalui koridor kemanusiaan.

Dilansir CNN, meski Rusia menyetujui gencatan senjata singkat tersebut, Ukraina menuduh pasukan Rusia terus melakukan serangan dan tidak patuh pada persetujuan, salah satunya dengen menyerang rumah sakit di Mariupol.

Maria Zakharova, juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia mengklaim serangan ke rumah sakit itu dilakukan karena pasukan Ukraina dituduh "telah memperlengkapi posisi tempur" di dalamnya. Tapi klaim Zakharova itu tidak disertai bukti-bukti yang menunjukkan validitas informasi.

Perserikatan Bangsa-Bangsa terkejut dengan kabar serangan tersebut. Mereka mengeluarkan kecaman atas serangan Rusia dan mengatakan akan menindaklanjuti segera serangan tersebut. Rumah sakit dan pekerja medis tidak boleh menjadi target dalam peperangan.

3. AS tuduh Rusia melakukan serangan barbar

Perang Rusia-Ukraina saat ini adalah serangan yang melibatkan pasukan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II berakhir pada 1945. Rusia diperkirakan telah mengerahkan sekitar 170 ribu tentara, yang selama beberapa bulan sebelumnya telah mengepung Ukraina.

Serangan Rusia ke Ukraina pertama dilakukan pada 24 Februari. Dalam dua pekan selanjutnya, banyak kabar suram datang dari Ukraina. Salah satu yang mengejutkan adalah serangan udara Rusia ke rumah sakit bersalin di Mariupol.

Dilansir Reuters, Amerika Serikat (AS) mengutuk serangan tersebut dan menuduh serangan Rusia sebagai langkah biadab dan barbar.

Liz Throssell, juru bicara Badan Hak Asasi Manusia PBB mengatakan "insiden itu menambah keprihatinan mendalam kami tentang penggunaan senjata secara sembarangan di daerah berpenduduk dan warga sipil yang terperangkan dalam permusuhan aktif."

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team