Sejak serangan Rusia ke Ukraina semakin meningkat, kini Moskow dituduh oleh Kiev menggunakan strategi abad pertengahan. Banyak kota-kota Ukraina yang dikepung, dihancurkan fasilitas airnya, pemanas, listrik dan sanitasi. Penduduk terputus dari akses layanan penting.
Krisis kemanusiaan di Ukraina sudah mulai tercipta ketika jutaan orang tidak sempat menyelamatkan diri dan terjebak di tengah perang yang berkecamuk. Sampai saat ini, sekitar 1,4 juta penduduk Ukraina telah mengungsi, dan masih ada jutaan lain yang belum sempat menyelamatkan diri.
Padahal baru-baru ini, Rusia memberikan respons pada gencatan senjata. Mereka juga disebut setuju membuka koridor kemanusiaan sebagai rute pengungsi penduduk sipil yang terjebak di tengah perang.
Warga sipil di kota besar dan kecil diberi kesempatan keluar dari kota-kota, dengan jalur evakuasi yang telah disepakati. Untuk melaksanakan koridor kemanusiaan guna mengungsikan penduduk sipil, gencatan senjata akan dilakukan selama 12 jam. Sekitar 48.000 warga Ukraina telah dievakuasi melalui koridor kemanusiaan.
Dilansir CNN, meski Rusia menyetujui gencatan senjata singkat tersebut, Ukraina menuduh pasukan Rusia terus melakukan serangan dan tidak patuh pada persetujuan, salah satunya dengen menyerang rumah sakit di Mariupol.
Maria Zakharova, juru bicara Kementrian Luar Negeri Rusia mengklaim serangan ke rumah sakit itu dilakukan karena pasukan Ukraina dituduh "telah memperlengkapi posisi tempur" di dalamnya. Tapi klaim Zakharova itu tidak disertai bukti-bukti yang menunjukkan validitas informasi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa terkejut dengan kabar serangan tersebut. Mereka mengeluarkan kecaman atas serangan Rusia dan mengatakan akan menindaklanjuti segera serangan tersebut. Rumah sakit dan pekerja medis tidak boleh menjadi target dalam peperangan.