Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Serang RS Anak dan Bersalin di Mariupol, 17 Orang Tewas

Tangkapan layar rumah sakit bersalin dan anak-anak di Mariupol yang diserang Rusia (Twitter/ZelenskyyUa)

Jakarta, IDN Times – Serangan udara Rusia yang menyasar rumah sakit bersalin di Mariupol pada Rabu (9/3/2022), menewaskan sedikitnya 17 orang, termasuk perempuan yang sedang menunggu waktu melahirkan.

Suasana di sekitar lokasi serangan digambarkan sangat mengerikan. Polisi dan tentara yang melakukan evakuasi mengangkut perempuan hamil yang berlumuran darah di atas tandu. Ada pula seorang ibu yang meratap sembari memeluk anaknya.

“Hari ini Rusia melakukan kejahatan besar. Ini adalah kejahatan perang yang tidak bisa dibenarkan atas alasan apa pun,” kata seorang pejabat kepolisian regional, Volodymir Nikulin, dikutip dari AP.

1. Ukraina minta negara-negara Barat tambahkan sanksi untuk Rusia

Menanggapi serangan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak negara-negara Barat untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras kepada Rusia. Zelenskyy menyebut, serangan itu sebagai sesuatu yang bahkan ‘di luar kejahatan’.

“Genosida ini tidak boleh lagi dilanjutkan,” kata Zelenskyy.

"Kami belum melakukan dan tidak akan pernah melakukan kejahatan perang seperti ini di Donetsk atau Luhansk, atau wilayah mana pun. Negara macam apa Rusia yang menghancurkan rumah sakit dan bangsal bersalin?” sambung dia.  

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, Presiden Rusia Vladimir Putin harus bertanggung jawab atas serangan brutal ini.

“Ternyata ada beberapa hal yang lebih jahat daripada menargetkan kelompok rentan dan mereka yang tidak berdaya,” kata Johsnon.

2. Tanggapan dari berbagai pihak soal serangan brutal Rusia

Stephane Dujarric, juru bicara PBB (twitter.com/Somali Guardian)

Amerika Serikat juga mengecam aksi brutal yang dilakukan oleh Rusia itu.

"Mengerikan melihat jenis penggunaan kekuatan militer yang biadab untuk mengejar warga sipil tak berdosa di negara berdaulat," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Jen Psaki, dikutip dari Reuters.

Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut aksi ini sebagai bukti nyata, bahwa tidak ada warga sipil yang tidak terdampak perang.

"Insiden itu menambah keprihatinan kami tentang penggunaan senjata secara sembarangan di daerah berpenduduk dan warga sipil, yang kini terperangkap di daerah yang sedang mengalami pertempuran,” kata Juru Bicara Liz Throssell.

Kecaman juga dilayangkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang mengatakan bahwa rumah sakit tidak boleh dijadikan sebagai target serangan.

“WHO telah menyerukan, layanan kesehatan, rumah sakit, petugas, ambulans, tidak ada boleh satu pun yang bisa menjadi target,” kata Juru Bicara PBB, Stephane. Dujarric.

3. Rusia membantah menyerang warga sipil

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov (Twitter.com/ Russian Embassy in USA)

Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, berkilah ketika disebut bahwa Rusia dengan sengaja menyasar warga sipil.

"Pasukan Rusia tidak menembaki sasaran sipil,” katanya seraya menyebut, serangan itu sebagai bagian dari ‘operasi khusus’ untuk melucuti senjata dan melengserkan pemimpin Ukraina yang disebut sebagai neo-Nazi.

Kepala Urusan Kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan, penyerangan rumah sakit Mariupol adalah bukti bahwa Rusia telah melanggar hukum humaniter internasional.

"Sangat mengejutkan karena itu adalah fasilitas medis, yang di bawah hukum humaniter internasional dilindungi. Sangat mengejutkan karena membunuh anak-anak, bayi baru lahir, dan terjadi dalam perang di Ukraina,” kata Martin Griffiths, dilansir dari Al Jazeera.  

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us