Bangkit Bersama, Kuatkan Kolaborasi dengan Pendekatan One Health
Kontribusi dan kolaborasi tingkatkan kesejahteraan rakyat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak lagi asing, kita semua sering kali mendengar kalimat piramida 4 sehat 5 sempurna. Namun, apa sebetulnya makna dari konsep piramida tersebut? Tampak terlihat simpel, hal ini sangat krusial bagi kehidupan masyarakat. Sejatinya, pangan yang baik dan gizi seimbang akan mengantar individu menjadi sehat secara jasmani dan rohani, bahagia serta produktif! Ya, nutrisi dari pangan sangat diperlukan dan berpengaruh pada produktivitas manusia sehingga dapat mengoptimalkan fungsi otak bahkan melindungi tubuh dari segala macam patogen yang mengancam. Apabila piramida 4 sehat 5 sempurna tidak diterapkan, akan timbul permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi sehingga dapat menyebabkan stunting. Berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting menunjukkan penurunan dari angka 27,7% pada tahun 2019 menjadi 24,4%. Tentu hal ini sebuah kemajuan dalam pemberantasan stunting di Indonesia.
Piramida 4 sehat 5 sempurna berisi pangan dari nabati maupun hewani sehingga kedua sektor tersebut sangat berperan besar dalam peningkatan gizi rakyat Indonesia. Hasil pangan dari sektor hewani dan nabati harus memiliki kualitas yang tinggi sehingga konsumen dapat memperoleh nutrisi yang baik tanpa adanya residu antibiotika dan pestisida.
Peningkatan kualitas produk hasil ternak melalui kesejahteraan hewan
Tak hanya manusia, hewan juga memiliki hak kesejahteraan. 5 prinsip kesejahteraan hewan meliputi bebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari rasa sakit, luka dan penyakit, bebas dari rasa takut dan stres serta bebas untuk mengekspresikan tingkah-laku alamiah. Semua aspek tersebut wajib dipenuhi oleh seluruh peternak di Indonesia. Berdasarkan jurnal berjudul Stress Effects on Meat Quality: A Mechanistic Perspective pada tahun 2019, heat stress, stres pra penyembelihan hewan ternak, stres oksidatif dan faktor stres lain yang meliputi manajemen pemeliharaan akan memengaruhi hasil karkas. Mengurangi tingkat stres pada hewan ternak sangat penting sehingga daging yang akan dikonsumsi tetap lembut dan nikmat. Penggunaan Antibiotic Growth Promoter (AGP) pada ternak juga harus dihentikan serentak sehingga tak lagi adanya residu antibiotik yang berbahaya. Residu antibiotika memiliki segudang dampak negatif bagi kesehatan. Mampu menimbulkan toksisitas, respon imun dan yang terpenting adalah resistensi terhadap antibiotika. Residu antibiotik juga dapat memengaruhi lingkungan dan ekonomi. Melalui 1000 Aspirasi Indonesia Muda, mengajak seluruh sektor peternakan untuk selalu menerapkan kesejahteraan hewan dan bijak dalam penggunaan obat untuk ternak.
Baca Juga: Angka Stunting Tinggi, Forkopimda PPU Menjadi Orangtua Asuh
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.