TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sel Surya sebagai Sumber Listrik Alternatif ketika Listrik Mati

Indonesia punya potensi energi surya yang besar, lho

ilustrasi pembangkit listrik tenaga surya (unsplash.com/chanyue)

Mati listrik merupakan hal yang sangat menyebalkan. Lagi asyik beraktivitas, eh tiba-tiba lampu dan barang elektronik mati. Jangan sedih,  hampir semua rumah dan bangunan di Indonesia pernah mengalami mati listrik. Hal ini terjadi karena pemeliharaan kabel jaringan listrik, debit air pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkurang, dan sebagainya.

Supaya aktivitas tetap lancar saat listrik mati, tentu saja perlu sumber energi listrik alternatif. Salah satunya adalah energi dari panas matahari atau energi solar. Dilansir Pertamina, Indonesia merupakan salah satu negara yang cocok mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) karena beriklim tropis.

Hal di atas didukung oleh potensi total energi surya Indonesia sebesar 207.898 MW, sebagaimana dilansir Kementerian ESDM. Selain itu, energi solar merupakan energi yang ramah lingkungan dan termasuk ke dalam Energi Baru Terbarukan (EBT). Sangat disayangkan jika potensi energi ini tidak dikembangkan secara maksimal.

Lika-liku penerapan sumber energi surya di Indonesia

ilustrasi pemasangan panel surya di atap rumah (unsplash.com/wmmead)

PLTS terdiri atas puluhan sel surya yang menyatu pada panel surya. Sel surya tersebut mengonversi panas matahari menjadi energi listrik, sebagaimana dilansir Interesting Engineering. Pemasangan panel surya pun tidak sepenuhnya perlu tempat khusus, seperti PLTA yang memerlukan waduk di dekatnya sebagai sumber air.

Panel surya dapat dipasang pada atap rumah, bangunan, area industri, area perkebunan, dan sebagainya. Sudah ada sebagian kecil bangunan di Indonesia yang memasangnya, salah satunya Stasiun Kereta Api Batang di Jawa Tengah.

Kelebihaannya. PLTS pun tidak harus dimiliki pemerintah ataupun perusahaan-perusahaan besar, tetapi setiap rumah dapat memilikinya. Hanya dengan memasang beberapa panel surya di atap rumah, masyarakat pun memiliki PLTS atap di rumahnya. Jika aliran listrik dari PLN mati, maka PLTS tersebut siap menyuplai listrik ke rumah.

Namun, pembangunan PLTS per rumah kerap mengalami kendala yang besar, salah satunya besarnya biaya material dan pemasangan panel surya, sebagaimana dilansir Green Journal. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena akan merusak target pencapaian EBT 2025.

Baca Juga: 5 Cara Mengembangkan Aspirasi, Buat Dirimu Lebih Berkembang

Verified Writer

Nuraina Fika Lubis

Writing is a skill that I want to have. I try harder to make an article that worth to read. I receive critics and suggestions to upgrade my writing skill. Hope you enjoy what I write. Sincerely, me.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya