TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Urgensi Keterlibatan Generasi Muda dalam Agenda Transisi Energi 

Karena inovasi sering kali lahir dari mereka yang muda

Mahasiswa Belgia berkumpul untuk menyerukan langkah-langkah mendesak untuk memerangi perubahan iklim selama demonstrasi di Brussels, Belgia, 14 Februari 2019. (EURACTIV.com)

Isu perubahan iklim dewasa ini semakin menarik perhatian berbagai pihak. Hal Ini karena semakin banyak orang yang merasakan bahaya dan dampak nyata dari bencana perubahan iklim. Salah satu penyebab perubahan iklim adalah karena banyaknya emisi gas yang dilepaskan ke udara akibat aktivitas buruk manusia.

Kegiatan manusia yang menjadi penyumbang utama emisi karbon dunia adalah pembakaran hasil bahan bakar fosil yang telah menyebabkan peningkatan pesat emisi karbon di dunia selama 70 tahun terakhir sejak revolusi industri (World Energy Outlook, 2020). 

Latar belakang tersebut menjadikan isu transisi energi sebagai salah satu isu prioritas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 tahun 2022 dengan Indonesia sebagai pemegang Presidensi. Adapun dua isu prioritas lainnya dalam KTT G20 tahun ini, yaitu arsitektur kesehatan global dan transformasi digital.

Menjadikan transisi energi sebagai isu prioritas merupakan salah satu bentuk upaya global untuk memastikan keamanan energi dan kebutuhan mendesak untuk mempercepat transisi menuju sumber energi yang lebih bersih dan mewujudkan masa depan yang lebih bersih dan cerah bagi komunitas global. 

Beberapa tantangan dalam perjalanan menuju energi bersih

Namun, agenda transisi energi bukanlah hal mudah, bahkan negara maju sekalipun mengalami kesulitan untuk mencapai target transisi energi mereka. Sebagaimana mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo dalam Webinar Kebijakan Tingkat Tinggi S20 tentang Transisi Energi yang Berkeadilan pada 3 Maret 2022 lalu bahwa, “Setiap negara memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda dalam mentransformasi sistem energi. Transisi energi tidak hanya menyangkut peralihan penggunaan bahan bakar fosil ke energi terbarukan, tetapi juga menyangkut aspek yang sangat kompleks, mulai dari ilmu pengetahuan dan teknologi hingga aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.” (Sekretaris Kabinet RI, 2022). 

Beberapa hambatan dalam proses transisi energi di antaranya adalah akses terhadap energi bersih, pendanaan yang besar, dan kebutuhan akan dukungan riset dan teknologi (Sekretaris Kabinet RI, 2022). Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut membutuhkan partisipasi dan kolaborasi dari berbagai pihak baik pemerintah, swasta, dan seluruh masyarakat Indonesia terutama generasi muda. 

Baca Juga: Prancis-Jerman Kerja Sama untuk Atasi Krisis Energi di Eropa

Writer

Siti Zulhaiziah Azalea Zahfira

Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya