[OPINI] Fenomena Perselingkuhan Pasangan Mahasiswa Saat KKN

Fenomena perselingkuhan saat KKN seolah menjadi semacam "ritual" tak tertulis bagi sebagian mahasiswa. Bayangkan saja, mereka berangkat dengan semangat menggebu-gebu membawa misi pengabdian, tapi pulangnya malah membawa "oleh-oleh" berupa kisah asmara yang berbelit-belit. Ah, KKN, momen di mana hati mahasiswa diuji, tak ubahnya ujian mata kuliah yang penuh jebakan batman.
Selama KKN, mahasiswa ditempatkan di pelosok-pelosok negeri, jauh dari peradaban kampus dan juga dari pacar tersayang. Jarak yang jauh ini sering kali mengakibatkan komunikasi dengan pasangan jadi terbatas. Maklum, sinyal internet di desa-desa KKN itu kadang mirip cendrawasih—eksis tapi sulit ditemukan. Akhirnya, hati yang kesepian mulai mencari pelampiasan, dan muncullah istilah "cinlok KKN".
Di lokasi KKN, mahasiswa bekerja sama dalam kelompok dan harus tinggal bersama selama beberapa bulan. Kedekatan yang terjalin antara sesama peserta sering kali berujung pada perasaan "terlalu nyaman". Apa yang awalnya hanya saling curhat tentang keluhan program kerja, lama-kelamaan berubah menjadi saling tatap mata penuh arti di bawah sinar bulan desa yang syahdu.
Tidak bisa dipungkiri, lingkungan dan pergaulan selama KKN juga turut andil. Di kampus, mahasiswa mungkin berpikir dua kali sebelum berbuat neko-neko karena takut ketahuan pacar atau teman. Tapi di lokasi KKN yang jauh dari "mata-mata" itu? Bebas merdeka! Ditambah lagi, kalau rekan sekampung KKN lebih permisif soal urusan asmara, wah, makin leluasalah para pejuang KKN ini.