ilustrasi salat Idulfitri (unsplash.com/@mufidpwt)
Idul Fitri sudah di depan mata. Meski Ramadan kali ini aku lalui dengan rasa duka dan hampir putus asa, tapi aku selalu berusaha untuk tetap mensyukuri setiap hal baik yang terjadi dalam hidupku. Aku bersyukur masih mendapatkan kesempatan menjalani bulan suci Ramadan kali ini dan perlahan-lahan kondisi bapak paca operasi juga semakin membaik.
Cobaan di Bulan Ramadan ini memang berat dan sulit karena rasa duka yang luar biasa atas kehilangan kakak tercinta. Namun, aku juga berusaha sekuat tenaga agar aku benar-benar ikhlas akan kepergiannya. Di samping itu, pada bulan Ramadan ini pun aku semakin mencoba mempertebal imanku dan mempercayai bahwa suratan takdir ini adalah rencana terbaik dari Allah SWT yang harus aku jalani.
Aku mungkin belum sepenuhnya baik-baik saja, akan tetapi semakin hari aku juga semakin sadar bahwa proses berduka itu adalah hal yang manusiawi. Akan aku rasakan dan aku peluk setiap duka yang muncul. Entah ini musibah atau anugerah, yang pasti semua itu telah terjadi dan mau tidak mau harus aku hadapi. Aku tak boleh terus menerus meratapinya hingga membuat diriku sendiri terpuruk.
Di Bulan Ramadan ini aku berusaha keras untuk melihat semua ini dari perspektif lain. Musibah bisa menjadi anugerah, tergantung dari sudut pandang dan hikmah yang ingin aku ambil. Sambil menenangkan diri, aku meyakini bahwa tidak apa-apa jika aku berduka sambil merayakan hari kemenangan ini bersama Bapak dan kakakku yang lain.
Musibah yang aku hadapi mungkin saja dalah sebuah ujian sekaligus peringatan dari Allah SWT untukku. Aku percaya dan terus berbaik sangka kepada-Nya, bahwa setiap musibah yang aku hadapi adalah untuk menguji keimanan, ketakwaan, dan kesabaranku. Semoga ini adalah sebuah kesempatan bagiku mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amin.