10 Potret Nenek Moyang Hewan Modern yang Jarang Diketahui

Nenek moyang buaya pertama kali muncul pada zaman Kapur Akhir sekitar 80 sampai 73 juta tahun yang lalu, dan dikenal dengan nama Deinosuchus oleh para ahli. Buat kamu yang susah buat bayangin penampilan Deinosuchus, kamu hanya perlu membayangkan penampilan aligator atau buaya masa kini, hanya saja dengan ukuran yang jauh lebih besar dan lebih mengerikan.

Deinosuchus memiliki panjang lebih dari 12 meter dengan berat lebih dari 10 ton. Selain itu, nenek moyang buaya ini juga dikenal sebagai makhluk purba dengan gigitan terkuat saat itu.

Kalau hiu putih yang hidup di masa kini saja sudah menakutkan, itu belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nenek moyangnya, Megalodon. Megalodon muncul sekitar 100 juta tahun yang lalu dan mendominasi lautan sekitar 23 juta tahun yang lalu.

Megalodon sendiri berarti "Gigi Besar", dan memang begitulah kenyataannya. Dengan panjang lebih dari 18 meter, dan ukuran tubuh tiga kali hiu putih modern, Megalodon memiliki gigi yang lebih besar dari tangan manusia dewasa. Serem ya?

Archelon atau penyu purba hidup 80 juta tahun yang lalu, dan merupakan nenek moyang dari penyu. Dan sama seperti kebanyakan nenek moyang hewan modern lainnya, Archelon memiliki ukuran yang luar biasa besar. Dengan panjang 4 meter, lebar 5 meter, dan berat 2.200 kg, Archelon merupakan penyu terbesar sepanjang sejarah. Saking besarnya, laki-laki dewasa bisa dengan mudah masuk ke dalam cangkangnya.

Megatherium adalah nenek moyang kukang. Dibanding dengan nenek moyang hewan lain, Megatherium jauh lebih muda. Hewan raksasa ini hidup sekitar 5 juta tahun yang lalu di wilayah Amerika Selatan, dan punah dari Bumi 10 ribu tahun yang lalu akibat perubahan iklim. Terlepas dari ukurannya yang besar, Megatherium memiliki selera makanan yang sama dengan kukang modern yakni hanya mengkonsumsi tumbuhan.

Selain Megalodon, Titanoboa juga menjadi salah satu nenek moyang hewan yang paling populer saat ini. Seperti yang kamu tahu, Titanoboa adalah nenek moyang dari ular. 

Dengan panjang sekitar 13 meter, berat ular raksasa ini mencapai 1.100 kg. Karena ukurannya yang besar, selera makanan Titanoboa juga tidak main-main. Mereka dikenal ganas, dan suka menyantap penyu raksasa atau buaya purba sebagai menu makanan hariannya.

Sebenarnya, gajah memiliki dua nenek moyang. Satu bernama Deinotherium yang hidup di masa prasejarah, dan satu lagi adalah Wolly Mammoth. Tapi jika ditanya, mana yang memiliki hubungan dekat dengan gajah, maka Wolly Mammoth adalah jawabannya. Hidup di masa prasejarah, Wolly Mammoth punah sekitar 5.000 tahun yang lalu.

Secara keseluruhan, hewan ini memiliki penampilan mirip dengan gajah. Yang membedakannya adalah, Wolly Mammoth memiliki bulu di seluruh tubuhnya. Untuk ukuran, rata-rata Wolly Mammoth memiliki ukuran yang serupa dengan gajah Afrika terbesar yang pernah ada.

Hidup di Asia Tenggara sekitar 9 juta tahun yang lalu, Gigantopithecus adalah nenek moyang kera. Primata satu ini memiliki tinggi sekitar 3 meter, dan berat mencapai 540 kg yang membuatnya menjadi kera raksasa terbesar yang pernah hidup di Bumi.

Layaknya gorila, dan kebanyakan spesies kera lainnya, Gigantopithecus hanya memiliki dua kaki dan dua tangan yang seringkali digunakan untuk berjalan. Anyway, buat kamu yang penasaran seperti apa wujudnya, hewan ini mirip sekali dengan King Kong dalam film. Yang membuatnya berbeda adalah, mereka ada dan benar-benar nyata.

Dengan berat 20 ton dan tinggi tiga kali keturunan modernnya, Paraceratherium merupakan mamalia terbesar yang hidup di Bumi. Paraceratherium hidup di zaman Olisogen, dan punah sekitar 23 hingga 30 juta tahun yang lalu.

Dulunya, mamalia raksasa ini hidup di wilayah Asia dan Eropa. Kabar baiknya, kamu masih bisa bertemu dengan keturunannya yang masih hidup, yaitu badak. Yup, Paraceratherium merupakan nenek moyang badak. Sayangnya, nasib badak hari ini juga bisa dibilang tidak terlalu baik. Masuk dalam daftar hewan nyaris punah, badak mungkin akan memiliki nasib yang sama dengan leluhurnya jika manusia tidak bisa benar-benar menjaga keberadaannya.

Tidak kalah dari spesies lainnya, beberapa serangga seperti capung juga memiliki nenek moyang yang hidup jutaan tahun yang lalu. Nenek moyang capung sendiri dikenal dengan nama Meganuera, dan hidup 300 juta tahun yang lalu. Yang mengejutkan adalah, ukuran Meganuera sangatlah besar.

Capung saat ini berukuran sangat kecil dengan sayap yang rapuh, tapi siapa sangka jika pendahulunya memiliki ukuran tubuh sebesar kucing dengan sayap selebar 64 cm. Jauh banget kan dari ukuran capung sekarang?

Sama seperti hiu putih, burung unta juga memiliki nenek moyang yang mengerikan, namanya Phorusrhacid. Senasib dengan cucunya, Phorusrhacid yang hidup sekitar 1,8 juta tahun ini juga tidak bisa terbang. Well, bagaimana mau terbang jika mereka memiliki berat 145 kg dan tinggi 2,8 meter?

Sebagai ganti terbang, burung unta purba ini dilengkapi dengan paruh dan cakar yang sangat tajam, yang berguna untuk merobek mangsanya dengan mudah. Ditambah dengan kemampuan lari secepat cheetah, mangsa apa pun akan kesulitan untuk kabur jika berhadapan dengan hewan purba satu ini!

Beberapa hewan-hewan yang hidup hari ini memang masih berbahaya bagi manusia. Tapi jika dibandingkan dengan nenek moyang mereka di masa lalu, manusia jelas sangat beruntung karena muncul beberapa ribu tahun kemudian sehingga tidak perlu berhadapan dengan hewan raksasa seperti Megalodon.