ilustrasi Genosida Armenia (commons.wikimedia.org/Le Petit Journal)
Genosida Armenia merupakan pembantaian atau pengasingan penduduk Armenia oleh Kekaisaran Ottoman. Namun, yang tidak banyak diketahui adalah, bahwa peristiwa itu merupakan bagian dari perang Ottoman terhadap orang Kristen. Bahkan Kekaisaran Ottoman melancarkan genosida Kristen ini terhadap komunitas Kristen di Turki yang sudah ada selama ribuan tahun. Mereka dimusnahkan pada 1914—1923.
Genosida ini terjadi sebelum Perang Dunia I, dimulai dengan pembantaian komunitas Kristen Asiria (Asyur) kuno. Awalnya, paramiliter Turki dan Kurdi mengasingkan orang Asiria sejak 1914. Orang Asiria penganut agama Kristen ini dituduh bekerja sama dengan pasukan Rusia di Kaukasus.
Akibatnya, para penyintas dari genosida ini harus melakukan perjalanan yang melelahkan menuju tempat yang aman di wilayah Rusia atau kamp konsentrasi. Adapun, Genosida Armenia terjadi pada 1915. Saat mereka melawan, mereka pun dihabiskan.
Pada 1918, lebih dari 600.000 orang Asiria dan 1,5 juta orang Armenia tewas, seperti yang diungkapkan European Syriac Union. Para penyintas melarikan diri ke negara-negara tetangga, seperti Eropa dan Amerika. Namun, tragedi yang menimpa orang Kristen ini tidak berakhir sampai disitu.
Pada 1923, Republik Turki yang baru lahir masih memiliki populasi besar orang Kristen Yunani di wilayah baratnya. Sementara itu, Yunani sendiri memiliki orang Islam yang dibenci. Jadinya, di bawah Perjanjian Lausanne, kedua negara itu sepakat untuk melakukan penukaran penduduk berdasarkan agama. Dikutip MERIP, Turki memindahkan 1,5 juta orang Yunani Kristen yang telah mendiami Turki selama ribuan tahun itu ke Yunani. Sementara itu, 500.000 muslim Balkan dipindahkan secara paksa ke Turki.