Ilustrasi tsunami (IDN Times/Mardya Shakti)
Penabrak Chicxulub bukan menghantam daratan kering. Ia menghantam laut, dan air di laut tersebut tidak sepenuhnya meredam hantaman itu. Namun, pada 66 juta tahun yang lalu, perairan di tempat yang sekarang menjadi Teluk Meksiko sebenarnya tidak terlalu dalam, yang memberi kesempatan bagi penabrak Chicxulub untuk langsung menciptakan bencana di daratan dan lautan.
Dilansir lama Eos, hantaman tersebut menciptakan tsunami setinggi 1.500 meter. Sayangnya, itu baru permulaan. Tsunami besar ini diikuti oleh lebih banyak tsunami, yang menyebar di Samudra Pasifik. Gelombang tsunami ini memang tidak sebesar yang pertama, hanya sekitar 14 meter atau lebih. Namun, gelombang tsunami ini semakin besar saat bergerak di sepanjang lautan menuju daratan, dan gelombang tsunami tersebut menyapu garis pantai di seluruh dunia.
Penabrak Chicxulub juga mengubah geologi Bumi di dekatnya. Menurut sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam Earth and Planetary Science Letters, berjudul "Chicxulub Impact Tsunami Megaripples in the Subsurface of Louisiana: Imaged in Petroleum Industry Seismic Data", yang ditulis Gary L. Kinsland, dkk, menyebutkan bahwa aliran air yang deras itu mengalir hingga ke tempat yang sekarang disebut Louisiana, tempat ia meninggalkan megaripple setinggi 16 meter. Megaripple ini mirip dengan riak yang ditinggalkan gelombang air laut di pasir, hanya saja jauh lebih besar. Saat ini, megaripple tersebut masih terlihat pada gambar seismik lanskap bawah tanah.