Patung manusia dan bagian otaknya (unsplash.com/@davidmatos)
Eksperimen kapal Theseus atau The Ship of Theseus The Ship of Theseus ini berasal dari filsafat Yunani kuno dan pertama kali dikisahkan oleh Plutarch. Bayangkan sebuah kapal milik pahlawan mitologi Theseus yang setiap bagiannya diganti satu per satu dengan bagian baru. Pada titik tertentu, tidak ada satu pun bagian asli yang tersisa, meski begitu kapal itu masih disebut sebagai kapal Theseus. Pertanyaannya, apakah kapal ini masih kapal yang sama, atau merupakan kapal yang benar-benar baru?
Dari ilmu filsafat hingga sains dan teknologi, eksperimen ini sering dikaitkan dengan konsep sebuah identitas. Dalam dunia modern, konsep ini relevan dengan restorasi benda-benda kuno. Tentang apakah sesuatu yang sudah direstorasi tetap memiliki esensi yang sama meskipun telah berubah total? Jauh lebih fundamental lagi, konsep ini juga bisa diterapkan dalam kehidupan manusia, apakah kita masih menjadi diri kita yang sama meskipun tubuh dan pikiran kita terus berubah seiring waktu? The Ship of Theseus mengajarkan bahwa identitas bukan hanya soal bentuk fisik, tetapi juga sebuah makna yang melekat pada sesuatu.
Eksperimen pikiran tidak hanya memperluas wawasan kita tentang realitas, moralitas, dan identitas, tetapi juga mendorong ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terus menggali pertanyaan-pertanyaan yang fundamental dan radikal, manusia akan semakin memahami batas-batas dan kemungkinan yang ada di dalam kehidupan. Sehingga walaupun eksperimen ini hanya ada dalam ranah pemikiran dan filsafat, namun dampaknya tetap ada di berbagai aspek nyata dalam kehidupan kita.