Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Fakta Etnis Han
Potret orang Han (commons.wikimedia.org/赵里昱)

Intinya sih...

  • Orang Han menciptakan 3 teknologi revolusioner: kertas, percetakan, dan bubuk mesiu.

  • Tes PNS pertama di dunia dicetuskan oleh orang Han pada abad 1 SM.

  • Aksara hanzi menjadi dasar tulisan Jepang, Korea, dan Vietnam; hanfu adalah pakaian tradisional asli etnis Han.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tiongkok disatukan secara politik oleh Kerajaan Qin pada abad 3 SM setelah mengalahkan empat kerajaan: Chu, Qi, Yan dan Zhao saat itu kelimanya saling berperang.

Kemudian ketika era Dinasti Han bergulir pada abad 1 SM, Tiongkok membentuk satu identitas baru bernama etnis Han. Nama Han sendiri diambil dari Dinasti Han. Sebab selama era Han, Tiongkok mengalami masa keemasan.

Dewasa ini, orang Han adalah penutur asli dari beragam bahasa Tionghoa: Hakka, Hokkien, Wu, Kanton, Mandarin dll. Simak fakta seru tentang etnis Han bakal bikin kamu tercengang.

1. Orang Han menciptakan 3 teknologi yang mengubah dunia: kertas, percetakan dan bubuk mesiu

Potret orang sedang membuat kertas (commons.wikimedia.org/Zyance)

Kertas pertama kali diciptakan oleh pejabat istana Han bernama Tsa'i Lun pada 105 SM. Ia menggunakan kain perca (limbah tekstil) sebagai bahan baku pembuatan kertas.

Tsa'i Lun juga memanfaatkan serat dari pohon, kulit pohon, kain linen dan kain lainnya. Bahan baku tulis tersebut bersih dan mudah dibuat dalam jumlah banyak, jelas jackcardiff.

Era Dinasti Tang hingga Song dari abad 7-10 adalah kurun waktu berkembangnya teknologi percetakan. Cetak blok kayu disinyalir pertama kali ditemukan oleh orang Han sekitar tahun 600 M.

Teks yang akan dicetak ditulis terlebih dahulu di kertas, kemudian direkatkan ke blok kayu menggunakan pisau. Karakter pada kertas diukir di atas kayu. Blok kayu diberi tinta dan ditutup dengan selembar kertas. Dengan mengusapkan kertas di atas karakter-karakter yang terukir, teks pun tercetak.

Pemeluk Taoisme Han berprofesi sebagai alkemis merancang "blue print" bubuk mesiu yang termaktub dalam teks Taois kuno pada abad 9. Teks itu menjelaskan bagaimana pencampuran belerang, kalium nitrat dan madu dapat menghasilkan asap dan api.

Pada abad 10, Tiongkok merancang senjata api berupa tombak api yang didesain menjadi tabung berongga diisi bubuk mesiu dan proyektil kecil yang bisa diledakkan. Konsep bubuk mesiu ini digunakan oleh orang-orang sebagai senjata jarak jauh untuk berperang di masa akan datang.

2. Tes PNS pertama di dunia dicetuskan oleh orang Han

ilustrasi momen saat tes PNS di era Tiongkok kuno (commons.wikimedia.org/National Palace Museum)

Dilansir ThoughtCo, untuk merekrut pejabat pemerintahan, pemerintah Tiongkok Dinasti Han mencetuskan tes tertulis pegawai negeri sipil pertama di dunia pada abad 1 SM. Sistem disebut meritokrasi memilih pejabat melalui tes tertulis, alih-alih menerapkan nepotisme langsung.

Soal dalam tes biasanya berisi banyak kajian Konfusianisme. Gagasan dalam karya Konfusianisme harus dipelajari karena nanti akan digunakan sebagai jawaban untuk memecahkan masalah-masalah dalam pemerintahan.

Durasi ujian bervariasi bisa 24 hingga 72 jam. Para peserta akan dikurung dalam sel-sel dengan papan kecil sebagai meja dan ember sebagai toiletnya. Peserta diperbolehkan untuk makan, minum dan buang air.

Tahapan rekrutmen PNS ala Tiongkok mulai dari tes lokal, regional dan terakhir, nasional. Biasanya yang diterima di pemerintahan hanya sekitar 10 persen peserta dari seluruh Tiongkok.

3. Aksara hanzi, sistem tulisan yang menjadi dasar untuk aksara Jepang, Korea dan Vietnam

Aksara hanzi (commons.wikimedia.org/Fu wen tang)

Aksara hanzi secara resmi diterapkan oleh Kerajaan Kuning pada tahun 2700 SM. Cangjie menciptakan banyak tulisan hanzi karakter bergambar contohnya pohon, telapak kaki dll.

Ini menjadi tulisan standar bagi seluruh rakyat Tiongkok di era Kuning. Konsep aksara han ini menjadi ciri khas hingga sekarang sejak 4000 tahun.

Orang Jepang menggunakan aksara hanzi sebagai man'yogana. Man'yogana adalah cara orang Jepang menggunakan hanzi untuk menulis bunyi kata Jepang. Kemudian, hanzi disebut kanji. Dalam perkembangannya, kanji dimodifikasi menjadi hiragana dan katakana pada abad 9 atau 10.

Pada abad 4, Korea menggunakan hanzi sebagai hanja. Raja Sejong menciptakan hangul (variasi dari hanja) agar memudahkan orang Korea untuk menulis dan membaca. Sejak abad 10 setelah Vietnam merdeka dari Tiongkok, Vietnam mengadopsi kanji sebagai chu nom, aksara Viet.

4. Hanfu, pakaian tradisional Han yang asli

Potret orang Han kenakan hanfu (commons.wikimedia.org/Yumeto)

Qipao dianggap sebagai pakaian tradisional Tiongkok hari ini. Masyarakat China modern terbiasa dengan qipao karena pada era Dinasti Qing, orang-orang Han dilarang menggunakan hanfu dan digantikan oleh qipao. Sebenarnya pakaian tradisional etnis Han adalah hanfu.

Hanfu adalah jenis pakaian panjang di mana kerah menyilang membentuk huruf Y dengan kerah kiri dan kanan tumpang tindih. Pakaian diikat dengan ikatan kain berupa pita pembungkus, bukan kancing. Berbeda dengan qipao, hanfu menawarkan lengan yang lebar dan longgar.

Etnis Tionghoa (sebelum bernama Han) sudah menggunakan Hanfu sejak zaman Neolitikum. Di Zaman modern, hanfu tidak hanya berfungsi sebagai busana sehari-hari, tapi juga sebagai pakaian untuk pernikahan.

Orang Han merasa dirinya Zhonggou (kerajaan tengah) sebagai pusat dunia yang bersinar. Ini bukan omong kosong belaka. Dibuktikan dengan munculnya temuan teknologi paling berguna sepanjang masa.

Jika ada kerajaan di Asia yang ingin mrminta legitimasi, mereka akan mengirim upeti ke Tiongkok. Ini dilakukan agar mendapat perlindungan militer dari Tiongkok kelak ketika diserang oleh kerajaan lain.

Kejayaan Han di era dinasti Tiongkok berakhir saat Tiongkok diambil alih oleh etnis Manchu yang mendirikan Dinasti Qing. Namun mayoritas orang China saat ini adalah etnis Han. Begitu keturunannya di luar China, mereka termasuk Han.

Seru kan pelajari etnis Han lebih rinci melalui artikel ini. Di Indonesia, terdapat juga keluarga keturunan Han walaupun minoritas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team