Gurita cincin biru (commons.wikimedia.org/David Breneman)
Gurita cincin biru memiliki air liur mengandung neurotoksin kuat bernama tetdrotoksin diproduksi oleh bakteri menghasilkan racun sangat kuat dan bekerja cepat jika terjangkit ke manusia sekitar 100 kali lebih mematikan daripada racun laba-laba janda hitam.
Bagi manusia yang terkena gigitan gurita cincin biru, umumnya menyebabkan luka kecil dengan sedikit berdarah dan tidak menimbulkan rasa sakit. Namun hasilnya mengakibatkan muntah, penglihatan kabur, pusing, melemahkan dan melumpuhkan otot dengan cepat serta paling parahnya sebabkan kematian.
Octonation menyebut, tahun 1960an, dilaporkan 3 orang telah meninggal dunia akibat bisa dari gurita cincin biru. Faktanya kasus kematian karena racun sang gurita jarang terjadi.
Ada kasus pada 2006, seorang anak laki-laki di Australia digigit dua kali oleh gurita. Beberapa menit kemudian, anak itu muntah-muntah, penglihatannya kabur dan kehilangan kemampuan berdiri. Orang tuanya merespon cepat dengan menghubungi tim medis.
Pertolongan medis membuat anak itu diintubasi dan diberi ventilasi selama 17 jam. Syukurnya, anak tersebut pulih dan tidak mengalami komplikasi lebih lanjut akibat gigitan tersebut. Sebenarnya gurita ini tidak se agreasif yang dibayangkan. Ia gak bakal menyerang jika kita tidak beraksi terhadapnya.