Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bunglon (pexels.com/Сергей Сёмин)

Hewan berdarah dingin atau ektoterm merupakan kelompok hewan dengan suhu tubuh yang bergantung pada lingkungan di sekitarnya. Tidak seperti hewan mamalia atau burung yang memiliki kemampuan mempertahankan suhu tubuh secara internal, justru untuk hewan berdarah dingin sebaliknya. Keterkaitan erat antara metabolisme dan juga suhu lingkungan akan memengaruhi perilaku, serta habitat yang dimiliki hewan berdarah dingin.

Ada beberapa contoh hewan berdarah dingin yang meliputi amfibi, reptil, dan sebagian besar ikan, sebab masing-masing memiliki sistem fisiologis yang bisa beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang cukup beragam. Oleh sebab itu, pahamilah beberapa fakta ilmiah berikut ini terkait hewan berada dingin yang akan memperlihatkan bagaimana evolusi dan adaptasi memainkan fungsi penting dalam keberlangsungan hidupnya.

1. Suhu tubuhnya tidak tetap dan mengikuti lingkungan

ilustrasi ular piton (pexels.com/Erdal Erdal)

Berbeda halnya dengan hewan berdarah panas, ternyata untuk hewan berdarah dingin tidak memiliki mekanisme internal yang bertujuan untuk mengatur suhu tubuh, sehingga suhu tubuh mereka bisa berubah-ubah tergantung pada suhu lingkungan. Pada saat kondisi lingkungan sedang dingin, maka suhu tubuh hewan juga akan ikut rendah dan sebaliknya meningkat pada saat berada di kondisi lingkungan yang hangat.

Tidak heran apabila perubahan suhu tersebut menyebabkan aktivitas yang dilakukan hewan jadi sangat terbatas pada kondisi tertentu, seperti misalnya jauh lebih aktif di siang hari saat suhunya hangat atau cenderung pasif saat malam hari dan di musim dingin. Tidak heran apabila banyak hewan berdarah dingin yang mungkin kerap berjemur untuk bisa menaikkan suhu tubuh sebelum nantinya berburu atau bergerak.

2. Metabolisme rendah membantu bertahan hidup di lingkungan ekstrem

ilustrasi king kobra (unsplash.com/Avinash Uppuluri)

Hewan berdarah dingin pada umumnya memiliki tingkat metabolisme yang cukup rendah jika dibandingkan hewan berdarah panas, sehingga hal ini membuat mereka jadi tidak memerlukan banyak energi untuk bisa bertahan hidup. Mereka biasanya akan hidup lebih lama tanpa makan, sebab proses pembakaran energinya juga akan berlangsung dengan lebih lambat.

Tidak heran apabila hewan berdarah dingin akan sangat efisien dalam kondisi sulit, seperti sumber makanan yang terbatas atau ketika harus menghadapi musim yang tidak mendukung. Contohnya ada beberapa spesies ular atau buaya yang bisa tahan berminggu-minggu tanpa makan, sebab hanya mengandalkan energi cadangan yang berasal dari makanan sebelumnya.

3. Adaptasi melalui hibernasi dan estivasi

ilustrasi ular piton (pexels.com/Prajwal Bajracharya)

Banyak hewan berdarah dingin sering mengembangkan mekanisme adaptasi, seperti hibernasi ketika musim dingin atau estivasi pada saat musim panas ekstrem, sehingga bisa menghindari suhu yang tidak mendukung metabolisme mereka. Pada masa-masa tersebut ternyata aktivitas tubuh bisa menurun secara drastis, sehingga mereka akan memasuki kondisi seperti tidur panjang.

Adaptasi yang dilakukan sangat memungkinkan hewan berdarah dingin untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama, bahkan tanpa makanan atau aktivitas penunjang sambil menunggu lingkungan kembali bersahabat. Contohnya katak dan kura-kura yang bisa mengubur dirinya di dalam lumpur atau tanah agar bisa mempertahankan kelembaban alami dan suhu tubuhnya.

4. Keberadaan mereka penting dalam rantai makanan

ilustrasi bunglon (pexels.com/Pincalo)

Hewan berdarah dingin ternyata memiliki peran yang sangat penting dalam ekosistem sebagai predator atau pun mangsa, sehingga dapat menjaga keseimbangan rantai makanan di habitatnya. Sebagai predator tentunya hewan tersebut dapat membantu untuk mengendalikan adanya populasi serangga atau hewan kecil lainnya agar tidak sampai berkembang secara masif.

Selain itu, hewan berdarah dingin juga bisa memiliki peran penting sebagai sumber makanan bagi hewan lain yang jauh lebih besar, seperti mamalia karnivora atau burung pemangsa. Tidak heran apabila kelestarian hewan berdarah dingin merupakan aspek penting untuk memastikan stabilitas lingkungan dan biodiversitas.

Hewan berdarah dingin menunjukkan bagaimana makhluk hidup ternyata mampu bertahan dan juga berkembang melalui mekanisme yang unik. Jika kamu memahami fakta-fakta di atas, maka bisa lebih menghargai peran mereka dalam ekosistem. Hewan berdarah dingin memiliki cara tersendiri untuk bertahan hidup dengan baik .

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team