5 Fakta Pteranodon, Reptil Terbang yang Megah

- Pteranodon adalah pterosaurus dengan sayap raksasa, lebar sayap 7 meter atau lebih, dan jambul yang berperan dalam tampilan atau aerodinamika.
- Para ahli paleontologi percaya Pteranodon pada dasarnya adalah glider, meskipun ada kemungkinan aktif mengepakkan sayapnya sesekali.
- Pteranodon memiliki dimorfisme seksual antara jantan dan betina, adaptasi untuk bertelur, serta makan ikan dengan paruhnya yang besar.
Pteranodon adalah reptil terbang (pterosaurus) yang ditemukan sebagai fosil di endapan Amerika Utara yang berasal dari sekitar 90--100 juta tahun lalu selama Periode Kapur Akhir. Pteranodon memiliki lebar sayap 7 meter (23 kaki) atau lebih dan rahangnya yang tak bergigi sangat panjang dan mirip burung pelikan.
Jambul di bagian belakang Pteranodon sering dianggap sebagai penyeimbang rahang atau pengendali arah saat terbang, tetapi beberapa pterosaurus tidak memiliki jambul sama sekali. Dibandingkan dengan ukuran sayapnya, tubuhnya kecil, kira-kira sebesar kalkun modern (Meleagris gallopavo), tetapi tungkai belakangnya relatif besar dibandingkan dengan batang tubuhnya.
Yuk, simak fakta tentang Pteranodon berikut ini!
1. Pteranodon memiliki lebar sayap mendekati 20 kaki

Jika ada satu pterosaurus tertentu yang terlintas dalam pikiran banyak orang ketika mereka mengatakan "Pterodactyl", itu adalah Pteranodon. ThoughtCo menjelaskan bahwa Pterosaurus ini memiliki lebar sayap hampir 20 kaki, meskipun sayapnya terbuat dari kulit, bukan bulu; karakteristik lain yang agak mirip burung mungkin termasuk kaki berselaput dan paruh ompong. Jambulnya yang khas, yang ukuran dan bentuknya bervariasi antara jantan dan betina, kemungkinan berperan dalam tampilan atau aerodinamika.
Anehnya, jambul jantan Pteranodon yang menonjol sepanjang satu kaki sebenarnya merupakan bagian dari tengkoraknya dan mungkin berfungsi sebagai kombinasi kemudi dan tampilan kawin. Pteranodon hanya berkerabat jauh dengan burung prasejarah, yang berevolusi bukan dari pterosaurus, tetapi dari dinosaurus kecil berbulu. Meskipun penampilannya seperti burung, Pteranodon mengandalkan otot terbang yang kuat dan arus angin untuk tetap mengudara, alih-alih gerakan mengepak seperti yang biasa dilakukan burung modern.
2. Pteranodon pada dasarnya adalah glider

Para ahli paleontologi tidak yakin bagaimana atau seberapa sering Pteranodon terbang di udara, menurut ThoughtCo. Mereka percaya bahwa pterosaurus ini pada dasarnya adalah glider, meskipun bukan tidak mungkin bahwa Pteranodon secara aktif mengepakkan sayapnya sesekali. Bahkan jambul yang menonjol di atas kepalanya, mungkin atau tidak, membantu menstabilkannya selama terbang. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa seperti kelelawar modern, Pteranodon dapat melontarkan dirinya ke udara menggunakan kaki belakangnya yang kuat dan lepas landas dengan bantuan sayap.
Ada kemungkinan kecil bahwa Pteranodon jarang sekali terbang, alih-alih menghabiskan sebagian besar waktunya dengan berjalan menggunakan dua kakinya di tanah, seperti Velociraptor dan Tyrannosaurus pada akhir Zaman Kapur. Namun, tulangnya yang ringan dan sayapnya yang besar menunjukkan bahwa ia beradaptasi dengan baik untuk kehidupan yang sebagian besar dihabiskan di udara. Selain itu, bukti fosil membuktikan bahwa Pteranodon kemungkinan besar memakan ikan, yang menyiratkan bahwa ia terbang di atas garis pantai dan perairan terbuka alih-alih berburu di darat.
3. Pteranodon jantan punya tubuh yang jauh lebih besar dari betina

Sumber dari ThoughtCo menyebutkan bahwa hanya ada satu spesies Pteranodon yang diakui, Pteranodon longiceps, yang jantannya jauh lebih besar daripada betina. Betina lebih kecil karena saluran panggulnya yang lebar dan adaptasi yang jelas untuk bertelur, sedangkan jantan memiliki jambul yang jauh lebih besar dan lebih menonjol, serta rentang sayap yang lebih besar yaitu 18 kaki, dibandingkan betina yang hanya sekitar 12 kaki. Perbedaan ini menunjukkan bahwa Pteranodon menunjukkan dimorfisme seksual; sifat umum di mana jantan dan betina memiliki karakteristik fisik yang berbeda.
Dimorfisme seksual Pteranodon mungkin berperan dalam tampilan kawin, dengan jambul yang lebih besar membantu pejantan menarik calon pasangan. Selain itu, perbedaan ukuran antara jantan dan betina dapat menunjukkan peran ekologis yang berbeda, seperti variasi dalam strategi berburu atau perilaku bersarang. Para ahli paleontologi dapat memperoleh wawasan yang lebih mendalam tentang pola interaksi dan siklus hidup Pteranodon dengan mempelajari ciri-ciri fisik ini.
4. Pteranodon memiliki 2 spesies

Ada dua spesies Pteranodon, yaitu Pteranodon longiceps dan Pteranodon sternbergi; keduanya merupakan bagian dari famili Pteranodontidae dan ordo Pterosauria. A-Z Animals menginformasikan bahwa mereka merupakan vertebrata pertama yang mengembangkan kemampuan terbang dan hidup dari Zaman Trias Akhir hingga Kapur. Pteranodon termasuk dalam filum Chordata, sama seperti dinosaurus.
Banyak ilmuwan percaya bahwa kedua spesies ini adalah spesies yang sama. Keduanya dibagi menjadi dua spesies yang berbeda berdasarkan struktur jambul khasnya. Pteranodon sternbergi memiliki jambul tegak, sedangkan Pteranodon longiceps memiliki jambul miring.
5. Pteranodon mengonsumsi ikan yang diambil dari laut

Pteranodon kemungkinan memakan ikan yang mereka ambil dari laut dengan paruhnya yang besar, berdasarkan informasi dari A-Z Animals. Mereka mungkin melakukannya dengan terbang rendah di atas air atau saat mengambang di permukaannya. Karena memiliki kepala yang besar dan berat yang ideal, mereka mungkin bisa menyelam untuk mendapatkannya.
Para ilmuwan telah menemukan sisa-sisa ikan di dalam kerangka Pteranodon. Mereka mungkin menghancurkan makanan mereka di paruhnya meskipun tidak memiliki gigi. Spesimen fosil memberi para peneliti wawasan signifikan tentang pola makan Pteranodon.
Pteranodon memiliki banyak fakta yang mungkin belum kamu ketahui. Semoga informasi ini menambah wawasan kamu tentang hewan prasejarah.