Negara Libya (unsplash.com/Moayad Zaghdani)
Libya adalah negara yang didominasi oleh gurun pasir luas sehingga memiliki tutupan hutan alami yang sangat minim. Dilansir dari laman World Rainforest Movement, Libya termasuk negara dengan tutupan hutan hanya sekitar 0,1 persen atau sekitar 217 ribu hektare dari total wilayahnya yang mencapai lebih dari 1,7 juta kilometer persegi.
Meskipun masih terdapat sedikit hutan di wilayah Al-Jabal al-Akhdar, kawasan ini mengalami kerusakan yang cukup signifikan, terutama sejak tahun 2011 akibat ketidakstabilan politik dan konflik berkepanjangan. Situasi ini mendorong maraknya penebangan liar dan pembangunan tanpa pengawasan, yang memperparah ancaman terhadap ekosistem rapuh di negara gurun ini.
Situasi deforestasi di Libya semakin memburuk karena lemahnya pengawasan dan tingginya tingkat korupsi, terutama pasca jatuhnya rezim Gaddafi.
Menurut laporan DW, berbagai organisasi masyarakat sipil telah menggalakkan reboisasi di Al-Jabal al-Akhdar dengan menanam jutaan bibit pohon. Namun, tanpa dukungan pemerintah dan aparat keamanan, kerusakan hutan tetap sulit dikendalikan. Di tengah situasi politik yang belum stabil, Libya menghadapi tantangan besar untuk menjaga dan memulihkan sisa hutannya.
Kondisi ini bisa jadi pengingat bahwa hutan adalah aset berharga yang tak dimiliki semua negara. Di tengah krisis iklim dan kerusakan lingkungan yang makin nyata, menjaga kelestarian hutan bukan lagi pilihan, tapi keharusan.