5 Fakta Haiti, Satu-Satunya Negara yang Lahir dari Pemberontakan Budak

- Haiti merdeka dari pemberontakan budak, menjadi negara kulit hitam pertama di dunia modern.
- Pulau Hispaniola adalah lokasi koloni Eropa pertama di Benua Amerika yang dibentuk oleh Christopher Columbus.
- Haiti terkenal dengan praktik Vodou, merupakan negara termiskin di Benua Amerika, dan berada di lokasi rawan bencana alam.
Baru-baru ini, Amerika Serikat mengeluarkan daftar 12 negara yang warganya dilarang masuk dengan alasan keamanan. Larangan ini mulai diberlakukan sejak 9 Juni 2025. Salah satunya adalah Haiti, sebuah negara kecil yang terletak di kawasan Karibia. Meski sering disorot karena kondisi ekonomi dan krisis yang melanda, Haiti sebenarnya punya banyak cerita menarik yang jarang diketahui. Dari sejarah pemberontakan budak hingga budaya uniknya, negara ini menyimpan berbagai fakta yang patut untuk disimak. Nah, berikut ini 5 fakta menarik tentang Haiti yang dirangkum dari berbagai sumber.
1. Negara kulit hitam pertama yang merdeka di dunia modern

Melansir laman History, Haiti merupakan negara yang lahir dari pemberontakan budak yang sukses. Sebelum merdeka, dulunya Haiti merupakan sebuah wilayah koloni Prancis yang berada di barat pulau Hispaniola yang bernama Saint-Domingue. Wilayah ini merupakan salah satu koloni terkaya di dunia pada abad ke-18 karena produksi gula, kopi, dan kapas, yang mengandalkan dari kerja paksa budak Afrika.
Pada tahun 1791, Toussaint L'Ouverture seorang mantan budak yang telah menjadi pengawas perkebunan mulai melakukan pemberontakan terhadap praktik perbudakan di Saint-Dominigue. Pemberontakan yang berlangsung selama 13 tahun, pada akhirnya membuahkan hasil yang manis. Tepat pada 1 januari 1804, Saint-Domingue secara resmi menjadi negara yang merdeka dan berganti nama menjadi Haiti. Hal ini menjadikan Haiti sebagai negara pertama di dunia yang didirikan oleh mantan budak kulit hitam pada era dunia modern.
2. Lokasi Koloni Eropa Pertama di Benua Amerika yang Dibentuk oleh Christopher Columbus

Secara geografis, Haiti berada di Pulau Hispaniola dan berbagi daratan dengan Republik Dominika. Pulau Hispaniola terletak di Benua Amerika, tepatnya di wilayah Kepulauan Karibia. Berdasarkan catatan sejarah, Pulau Hispaniola adalah lokasi tempat Christopher Columbus pertama kali membentuk koloni Eropa di Benua Amerika.
Melansir laman Smithsonian Magazine, pada tahun 1492, Christopher Columbus terdampar di Pulau Hispaniola setelah kapal Santa María yang ditumpanginya karam saat melakukan ekspedisi. Kayu dari kapal yang karam itu kemudian dimanfaatkan untuk membangun tempat hunian dan mendirikan pemukiman pertama di wilayah tersebut. Sebanyak 39 awak kapal ditinggalkan oleh Columbus untuk membentuk koloni baru yang diberi nama La Navidad. Namun, ketika Columbus kembali pada tahun 1493, ia mendapati koloni tersebut telah hangus terbakar dan ditinggalkan. Peristiwa ini menandai kegagalan awal usaha kolonisasi Eropa di Dunia Baru.
3. Terkenal dengan praktik Vodou (Voodoo)

Haiti dikenal dengan praktik Vodou (Voodoo) yang ikonik. Jika mendengar kata Vodou, mayoritas orang awam akan berpikir tentang praktik ilmu hitam yang digunakan untuk mencelakai seseorang. Faktanya, Vodou bukanlah ilmu hitam, melainkan sebuah praktik spiritual yang menyerupai agama atau kepercayaan, yang berfokus pada hubungan dengan roh leluhur dan para dewa (Loa). Praktik Vodou di Haiti merupakan campuran dari agama tradisional Afrika dan Katolik Roma, seperti dilansir laman National Geographic.
Vodou sangat identik dengan suku Afrika. Lantas mengapa Haiti yang terletak di benua Amerika dikenal dengan praktik Vodou? Jawabannya terletak pada sejarah masa kolonial Eropa yang membawa budak-budak Afrika ke pulau Hispaniola (yang kini menjadi wilayah Haiti dan Republik Dominika). Budaya dan kepercayaan para budak ini, termasuk Vodou, dibawa dan berkembang di Haiti.
4. Haiti adalah negara termiskin di benua Amerika

Melansir laman GMA News, Haiti merupakan negara termiskin di Benua Amerika. Lebih dari 50% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan. Bahkan, sekitar 60% masyarakat Haiti hanya berpenghasilan kurang dari 2 hingga 4 dolar AS per hari, atau setara dengan sekitar Rp20.000 hingga Rp60.000.
Beragam faktor dari berbagai aspek turut menyebabkan Haiti menjadi negara termiskin di Benua Amerika. Ketidakstabilan politik, tingginya angka korupsi, laju inflasi yang melonjak, krisis keamanan, serta intervensi asing telah menciptakan iklim ekonomi yang buruk. Selain itu, Haiti juga terbebani utang reparasi yang harus dibayarkan kepada pemerintah Prancis setelah memerdekakan diri dari koloninya.
5. Haiti berada di lokasi rawan bencana alam

Terletak di kawasan Kepulauan Karibia, Haiti memiliki keindahan alam yang menakjubkan, terutama di sepanjang garis pantainya. Namun, di balik keindahan tersebut, Haiti juga termasuk negara yang sangat rawan bencana alam karena letak geografisnya. Negara ini berada di pertemuan dua lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Karibia dan Lempeng Amerika Utara, yang membuatnya rentan terhadap gempa bumi besar. Selain itu, Haiti juga berada di jalur 'hurricane belt' atau sabuk badai Atlantik, yang menyebabkan negara ini kerap dilanda badai tropis hebat dan banjir bandang.
Bencana alam dengan korban jiwa mencapai ratusan hingga ratusan ribu orang pernah tercatat dalam sejarah Haiti. Salah satu yang paling mematikan terjadi pada 12 Januari 2010, ketika gempa bumi berkekuatan 7,0 magnitudo mengguncang ibu kota Haiti, Port-au-Prince. Gempa tersebut menewaskan sekitar 220.000 hingga 316.000 orang, serta menyebabkan 1 hingga 1,5 juta penduduk kehilangan tempat tinggal akibat kerusakan parah pada infrastruktur penting, seperti rumah, rumah sakit, gedung pemerintahan, dan jalan. Peristiwa ini menjadi salah satu bencana alam paling dahsyat dalam sejarah modern, seperti dilansir laman Britannica.
Dari kelima fakta tadi, kita bisa lihat bahwa Haiti bukan sekadar negara kecil di Karibia, tapi punya sejarah yang kuat dan cerita hidup yang luar biasa. Meski sering dihadapkan pada kemiskinan, konflik, dan bencana alam, semangat rakyat Haiti tetap bertahan. Di balik semua tantangan itu, ada budaya yang kaya, keunikan tradisi, dan semangat perjuangan yang patut dihargai. Mengenal Haiti lebih dekat bukan cuma menambah wawasan, tapi juga bikin kita lebih peka soal pentingnya keadilan sejarah dan rasa peduli terhadap sesama.