Glacier atau yang lebih dikenal dengan nama gletser dalam bahasa Indonesia adalah akumulasi es dan salju yang mengalir perlahan di atas daratan. Sejumlah sumber informasi sains menyebutkan bahwa secara umum terdapat 2 jenis utama gletser, yang pertama adalah gletser benua (continental glacier) seperti yang terdapat pada gletser-gletser masif di Arktik-Kutub Utara, Greenland, dan Antartika-Kutub Selatan. Bagian masif dinding gletser benua yang runtuh dan hanyut ke lautan disebut iceberg yang salah satunya ditabrak oleh kapal penumpang antar benua terkenal Titanic di tahun 1912. Jenis gletser yang kedua adalah Alpine glacier yang merupakan sungai es beku yang terjadi akibat akumulasi salju dan es dalam periode yang sangat lama, yang mengalir perlahan karena massa beratnya sendiri dan kemudian mencair menuruni lereng gunung serta masuk ke lembah.
Salah satu Alpine glacier yang terkenal di dunia adalah Gletser Aletsch, yang berlokasi di wilayah Pegunungan Alpen, sebuah rangkaian pegunungan masif yang melintasi 8 negara Eropa. Gletser Aletsch berlokasi seluruhnya di dalam wilayah negara Swiss, gletser tersebut dikelilingi oleh gunung-gunung ikonik Pegunungan Alpen Swiss seperti: Gunung Eiger (3.967 mdpl), Gunung Monch (4.017 mdpl), Gunung Jungfrau (4.158 mdpl) dan lain-lain. Gletser Aletsch juga merupakan bagian dari situs warisan dunia bernama Jungfrau-Aletsch protected area yang ditetapkan oleh UNESCO di tahun 2001 silam. Menurut UNESCO, situs ini memiliki nilai universal karena keindahan alamnya dan kekayaan informasi yang dikandungnya tentang pembentukan gunung dan gletser, serta perubahan iklim yang sedang berlangsung.
Ingin tahu lebih lanjut mengenai Gletser Aletsch yang merupakan gletser ikonik di wilayah Pegunungan Alpen ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!