ilustrasi pembentukan Arrokoth (skyandtelescope.org/NASA/JHAPL/SwRI)
Tidak seperti planet, asteroid pada dasarnya memang memiliki bentuk seperti bebatuan kecil yang tidak beraturan dan tersusun dari es. Dilansir Astronomy Picture of The Day, ilmuwan memiliki teori bahwa alasan Arrokoth memiliki bentuk yang mirip manusia salju, dengan bagian atas yang lebih kecil, dikarenakan objek tersebut pada awalnya merupakan dua objek yang terpisah dan saling mengorbit satu sama lain (objek biner).
Tidak seperti objek-objek lain yang menyatu melalui tabrakan dramatis, ilmuwan berteori bahwa kedua objek yang membentuk Arrokoth pada awalnya saling mengorbit dalam damai, hingga lama kelamaan keduanya saling tarik menarik dan menyatu, dan membentuk sebuah objek antariksa yang kini kita kenal sebagai Arrokoth.
Jika manusia salju yang kita kenal memiliki warna seputih salju, maka kita bisa menyebut Arrokoth sebagai manusia salju merah, lho. Dilansir Sky & Telescope, ilmuan mengkonfirmasi Arrokoth memiliki permukaan berwarna merah, warna yang mengingatkan kita pada planet Mars. Asteroid ini tersusun dari es metanol dan molekul organik lainnya yang belum bisa terindentifikasi secara pasti.