Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kota Auroville
the drone view of Auroville (commons.wikimedia.org/KalkiRaj)

Intinya sih...

  • Auroville didirikan untuk pesatuan umat manusia, dengan lebih dari 3.000 penduduk dari 59 negara hidup dalam semangat kolaborasi tanpa batas nasional.

  • Di Auroville, tidak ada kepemilikan pribadi, semua fasilitas dibangun di atas tanah yang dikelola oleh komunitas dan tidak menggunakan uang sebagai alat tukar.

  • Kota ini memiliki arsitektur ramah lingkungan dan spiritual, serta diakui UNESCO sebagai model percontohan untuk pembangunan berkelanjutan dan kehidupan komunal.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di tengah negara India yang ramai dan penuh warna, berdiri sebuah kota yang tak seperti kota lain di dunia: Auroville. Kota ini tidak memiliki pemerintahan, agama resmi, bahkan tidak mengenal konsep kepemilikan pribadi. Didirikan untuk menjadi tempat di mana manusia bisa hidup dalam harmoni, Auroville seolah menjadi eksperimen sosial terbesar dalam sejarah modern.

Diresmikan pada tahun 1968 oleh Mirra Alfasa—dikenal sebagai The Mother, Auroville dirancang untuk menjadi kota universal yang melampaui batas kebangsaan dan ideologi. Gagasannya sederhana tapi ambisius: menciptakan komunitas global yang hidup berdasarkan perdamaian dan kesadaran spiritual. Penasaran dengan kota ini? Yuk, simak 5 fakta menarik kota Auroville!

1. Didirikan untuk pesatuan umat manusia

potret Kota Auroville (auroville.org)

Auroville bukan sekadar kota, tapi visi besar tentang kemanusiaan. The Mother, murid spiritual dari Sri Aurobindo, mendirikan kota ini dengan tujuan agar manusia bisa hidup "di atas perbedaan politik, ras, dan agama." Visi tersebut menjadi dasar seluruh sistem kehidupan di Auroville.

Menurut Auroville Foundation, lebih dari 3.000 penduduk dari 59 negara kini hidup di kota ini dengan semangat kolaborasi tanpa batas nasional. Prinsip "unity in diversity" benar-benar diterapkan, menjadikan kota ini laboratorium sosial bagi masa depan umat manusia. Setiap keputusan besar dibuat lewat konsesus, bukan hierarki.

2. Tidak ada kepemilikan pribadi

potret Kota Aurovile (commons.wikimedia.org/Rainer Halama)

Di Auroville, konsep milik pribadi hampir tidak berlaku. Rumah dan fasilitas umum dibangun di atas tanah yang dikelola oleh komunitas, bukan individu. Penduduk hanya diberi hak pakai, bukan hak kepemilikan.

Prinsip ini bertujuan agar setiap orang berkontribusi sesuai kemampuan tanpa mengejar keuntungan materi. Sistem ini mendorong rasa tanggung jawab kolektif dan memperkuat ikatan sosial antar warga. Semua kebutuhan pokok warga, seperti pangan dan pendidikan, dikelola secara bersama-sama.

3. Tidak menggunakan uang sebagai alat tukar

taking care of Aurovilians' Needs (1972-present) (auroville.org)

Di kota ini, uang tidak menjadi pusat kehidupan. Penduduk Aurovile menggunakan sistem kontribusi dan credit account yang dikelola pusat, bukan transaksi tunai. Semua warga berkontribusi sesuai kemampuan mereka—baik berupa tenaga, keterampilan, atau barang.

Sistem ekonomi ini bertujuan untuk menghapus kesenjangan dan ketergantungan terhadap pasar global. Pendekatan ini memang belum sempurna, tapi telah menciptakan pola hidup yang lebih beorientasi pada kebersamaan daripada kompetisi. Model ini juga sering dijadikan studi oleh ekonom sosial dan aktivis lingkungan.

4. Punya arsitektur ramah lingkungan dan spiritual

the matrimandir in Auroville, Tamil Nadu, India (commons.wikimedia.org/Matthew T Rader)

Auroville dikenal dengan desain arsitekturnya yang menyatu dengan alam. Bangunan di kota ini menggunakan bahan ramah lingkungan seperti tanah liat, bambu, dan batu bata yang dibuat secara lokal. Pusat spiritual kota, Matrimandir, menjadi ikon dengan bentuk bola emas raksasa yang berfungsi sebagai ruang meditasi bagi semua agama.

Matrimandir dirancang sebagai simbol jiwa manusia yang berkilau di tengah harmoni dunia. Tidak ada tempat ibadah tertentu di Auroville—hanya ruang refleksi bersama untuk menyatukan kesadaran manusia. Filosofi ini menjadikan arsitekturnya tidak hanya estetis, tapi juga bermakna spiritual mendalam.

5. Eksperimen sosial yang diakui dunia

the rugged beauty of the Auroville area (auroville.org)

Auroville bukan sekadar idealisme spiritual; ia juga eksperimen sosial nyata yang diakui UNESCO dan pemerintah India. Kota ini dijadikan model percontohan untuk pembangunan berkelanjutan dan kehidupan komunal. Setiap tahunnya, ribuan peneliti datang untuk mempelajari bagaimana harmoni bisa diciptakan tanpa sistem ekonomi konvensional.

Dalam pernyataan resmi UNESCO, Auroville disebut sebagai "tempat penting bagi pembelajaran global tentang perdamaian dan keberlanjutan". Kota ini terus berkembang dengan proyek energi terbarukan, pendidikan alternatif, hingga penelitian ekologi. Eksperimen ini membuktikan bahwa utopia tidak selalu hanya mimpi.

Auroville adalah bukti bahwa mimpi akan dunia tanpa batas bukanlah hal mustahil. Meski tidak sempurna, kota ini memperlihatkan bagaimana manusia bisa hidup berdampingan tanpa dinding agama, politik, atau ekonomi. Di tengah dunia yang semakin terpolarisasi, Auroville mengingatkan kita bahwa perdamaian sejati dimulai dari cara kita hidup bersama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team