Patung Raja Rama I di Jembatan Memorial, Bangkok, Thailand (commons.wikimedia.org/Heinrich Damm)
Dilansir Britannica, kisah Bangkok sebagai ibu kota Siam (sekarang Thailand) dimulai pada tahun 1782. Saat itu, Jenderal Chao Phraya Chakri naik takhta sebagai Raja Rama I dan mendirikan Dinasti Chakri yang masih memimpin Thailand hingga sekarang. Ia memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahan dari sisi barat ke sisi timur Sungai Chao Phraya. Alasannya sangat cerdas, ia memanfaatkan tikungan sungai sebagai pelindung alami dari serangan musuh, sementara area rawa di sisi timur dijadikan penghalang tambahan. Raja Rama I ingin membangun kota baru ini semegah Ayutthaya (ibu kota lama), hingga akhirnya kompleks Istana Agung dan kuil Wat Pho yang megah berhasil diselesaikan sebagai simbol kekuatan kota tersebut.
Seiring berjalannya waktu, para raja penerusnya terus mempercantik kota. Di masa Raja Rama II dan Rama III, banyak kuil atau wat dibangun. Menariknya, kuil-kuil ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga berfungsi sebagai sekolah dan perpustakaan bagi masyarakat. Memasuki masa kepemimpinan Raja Rama IV, Bangkok mulai bertransformasi lebih modern. Ia tidak hanya merenovasi istana, tetapi juga mulai membangun jalan-jalan baru untuk mempermudah mobilitas penduduk yang semakin padat.
Perubahan paling drastis terjadi di bawah pemerintahan Raja Chulalongkorn (Rama V). Demi kemajuan, tembok-tembok kota kuno dirobohkan untuk membangun jalan raya dan jembatan. Di era inilah layanan modern mulai muncul, seperti kantor pos, telegraf, hingga trem listrik. Semangat pembangunan ini dilanjutkan oleh Raja Rama VI yang fokus pada fasilitas publik, seperti mendirikan Universitas Chulalongkorn dan Taman Lumphini sebagai tempat rekreasi warga. Pada tahun 1937, wilayah ini kemudian secara resmi dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu Krung Thep dan Thon Buri.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Bangkok mengalami ledakan pembangunan yang sangat pesat. Meski kemajuan ini membawa tantangan besar seperti kemacetan dan masalah infrastruktur, tetapi Bangkok berhasil membuktikan ketangguhannya. Walaupun situasi ekonomi dunia sering berubah-ubah, kota ini tetap berdiri tegak sebagai pusat keuangan, perdagangan, dan destinasi wisata paling utama di kawasan Asia.