Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret megahnya Basilika St. Clotilde dilihat dari Menara Eiffel (commons.wikimedia.org/TobiasKierk)

Selain dikenal sebagai kota mode, Prancis juga terkenal dengan sejumlah bangunan gereja Katolik Roma bersejarah yang megah dan ikonik. Salah satunya adalah Basilique Sainte Clotilde atau yang lebih dikenal dengan nama Basilika St.(Santa) Clotilde. Basilika St. Clotilde, Paris adalah sebuah gereja Katolik Roma megah yang berlokasi di 7th arrondissement of Paris. Gereja tersebut mengambil namanya dari Santa Clotilde, istri Raja Clovis I yang merupakan Raja Frank (Raja dari kelompok orang-orang berbahasa Jerman yang menginvasi Kekaisaran Romawi barat pada abad ke-5 M) pertama. Menurut kisah tradisi dikatakan bahwa Santa Clotilde membujuk Clovis untuk memeluk agama Kristen sebagai syarat pernikahan mereka pada abad ke-5 M.

Menurut Frenchmoments, gereja megah ini terkenal dengan menara kembar simetrisnya yang menjulang tinggi dan terlihat dari banyak lokasi di seluruh Kota Paris. Selain itu fasad Neo Gotiknya yang megah telah menjadi inspirasi bagi fasad salah satu gereja katedral bergaya neo Gotik terbesar di wilayah Asia dari abad ke-19 yaitu Katedral Hati Kudus, Guangzhou, China yang terkenal karena seluruh struktur konstruksi utamanya dibangun dengan batu granit. Terlihat kesamaan bentuk fasad antara Basilika St.Clotilde di Paris dengan Katedral Hati Kudus, Guangzhou di China.

Status kehormatan sebagai gereja basilika (minor basilica) yang disandang oleh Basilika St.Clotilde, Paris menunjukkan signifikansi gereja tersebut sebagai pusat peribadatan dan peziarahan umat. Ingin tahu lebih lanjut mengenai gereja Basilika St. Clotilde, Paris yang megah ini? Simak lima fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Dibangun pada abad ke-19 dalam gaya Neo Gotik

Menurut laman Frenchmoments, pembangunan gereja ini pertama kali dipertimbangkan oleh Dewan Kota paris pada tahun 1827 dan setelah melalui banyak diskusi, Prefek atau pimpinan Kota Paris saat itu menunjuk arsitek Franz Christian Gau (1790-1853) yang kemudian merancang bangunan gereja dengan gaya Neo Gotik. Arsitek dari Cologne tersebut diminta untuk mengambil inspirasi dari bangunan-bangunan gereja seperti  St. Ouen di Kota Rouen yang terletak di barat laut Prancis. Sejak era Renaisans, gaya arsitektur Gotik klasik telah dianggap kuno dan kemudian muncul gaya Neo Gotik atau Gothic Revival yang dimulai di Inggris yang mengambil inspirasi dari gaya Gotik klasik abad pertengahan dengan sejumlah modifikasi. Gaya arsitektur Neo Gotik mulai popular di paruh kedua abad ke-18 hingga abad ke-19.

Arsitektur neo Gotik ini menggunakan kubah atap tinggi bertulang dengan pembagian beban konstruksi yang efisien sehingga menyisakan sejumlah ruang untuk pengaplikasian jendela kaca patri besar yang indah untuk pencahayaan alami gereja seperti di Katedral Metz atau di Kapel Sainte-Chapelle. Pekerjaan konstruksi gereja dimulai pada tahun 1846 dan diselesaikan pada tahun 1857 namun sang arsitek Christian Gau tidak melihat bangunan rancangannya selesai karena ia meninggal di tahun 1853. Partner dan penggantinya, arsitek Théodore Ballu yang pada akhirnya melanjutkan pekerjaannya dan menyelesaikan bangunan gereja ini di tahun 1857. Gereja yang memiliki dimensi panjang 96 m, lebar transept 39 m dan tinggi menara 70 m ini diresmikan pada tanggal 30 November 1857 oleh Kardinal Morlot dan didedikasikan untuk Santa Clotilde.

2. Salah satu dari 5 gereja dengan status basilika di Kota Paris

Editorial Team

Tonton lebih seru di