Ilustrasi salah satu predator yang mengganggu gumboot chiton (commons.m.wikimedia.org/Brocken Inaglory)
Organ reproduksi dari gumboot chiton disebut bersifat diosesus. Dilansir Vic High Marine, organ reproduksi jantan dan betina berbeda. Chiton jantan akan melepaskan awan sperma pada air, sedangkan betina akan melepaskan sel telur berupa untaian panjang. Sel telur tersebut akan dibuahi oleh sperma chiton jantan.
Untaian sel telur bisa mencapai panjang 1 m dan memiliki warna kemerahan. Namun, untaian sel telur yang panjang ini bisa cepat putus karena gelombang pasang. Akan tetapi, hal ini malah akan merangsang jantan untuk melepaskan spermanya dalam air. Kemudian, setelah telur dibuahi akan menjadi larva trokofor yang berenang bebas dan tetap berada dalam air. Larva tersebut akan bermetamorfosis menjadi chiton muda.
Setiap individu gumboot chiton akan tetap berada dalam air dan mereka bisa memiliki umur panjang hingga mencapai 40 tahun. Namun, chiton yang masih muda bisa dimangsa oleh bintang laut maupun ikan. Spesies moluska laut ini memiliki sedikit predator. Umumnya predator yang dijumpai memakan gumboot chiton hanya sebatas mantelnya saja adalah siput kecil yaitu siput batu lurid. Siput ini bisa menggerogoti jaringan juga mengkonsumsi cairan tubuhnya.
Terdapat pendapat lain mengenai predator gumboot chiton, bahwa berbagai spesies burung hingga berang-berang laut juga memakannya. Gumboot chiton disebut memiliki cengkeraman pada bebatuan yang lemah daripada spesies chiton lainnya. Sehingga ketika ada ombak besar biasanya mereka akan mudah terombang-ambing.