Ilustrasi melatih otak agar tetap aktif sampai tua (pexels.com/Shvets Production)
Banyak orang percaya bahwa kemampuan otak akan menurun drastis setelah usia 30 atau 40 tahun. Meskipun secara biologis ada penurunan fungsi tertentu, neuroplastisitas membuktikan bahwa otak tetap bisa membentuk koneksi baru hingga usia tua. Syaratnya? Harus aktif dan terstimulasi terus.
Aktivitas seperti belajar bahasa baru, bermain alat musik, atau bahkan sekadar ngobrol dengan orang baru bisa menjaga otak tetap tajam. Orang lanjut usia yang aktif secara mental terbukti memiliki risiko lebih rendah terkena Alzheimer atau demensia.
Jadi, jangan pernah bilang “udah tua, otaknya udah nggak nyambung”. Karena faktanya, otak kita bisa terus berkembang—asal kita terus menyiraminya dengan pengalaman baru.
Dari pemaparan di atas dapat kita lihat kalau neuroplastisitas adalah bukti ilmiah bahwa kita bisa berubah. Bukan cuma secara psikologis atau emosional, tapi secara biologis. Otak kita adalah jaringan dinamis yang bisa dibentuk ulang, diperbaiki, dan dikembangkan—selama kita punya kemauan dan kebiasaan yang mendukung.
Jadi, lain kali kalau kita merasa stuck atau merasa otak kita “gak canggih”, ingat bahwa kita membawa mesin pembelajar paling mutakhir dalam sejarah evolusi—di dalam tengkorak kita masing-masing. Dan otak kita selalu siap diajak berkembang, asal kita mau memulainya hari ini.