Pola bintik mata pada bagian bawah sayap kupu-kupu morfo biru (commons.wikimedia.org/Michael Gäbler)
Di habitatnya, predator utama kupu-kupu morfo biru adalah burung jacamar, burung flycatcher, kadal, katak, dan laba-laba. Namun, kupu-kupu morfo biru memiliki beberapa mekanisme pertahanan yang sangat efektif untuk melindungi diri dari predator. Mereka tidak mengandalkan kekuatan atau kecepatan, melainkan trik visual yang cerdas.
Bagian atas sayap kupu-kupu morfo biru berwarna biru cemerlang, sedangkan bagian bawahnya berwarna cokelat kusam dengan pola “bintik mata”. Saat terbang, mereka menciptakan ilusi “berkedip” seolah-olah muncul dan menghilang, yang membingungkan dan menyulitkan predator untuk menangkap mereka. Ketika sedang beristirahat, sayap mereka akan tertutup dan hanya menunjukkan sisi bawah sayap yang polanya menyatu sempurna dengan batang pohon atau dedaunan kering, sehingga hampir tidak terlihat oleh predator.
Bahkan, pada tahap ulat, larva morfo biru pun mengandung senyawa racun yang berasal dari tanaman yang ia makanan. Racun ini kemudian membuat ulat menjadi tidak aman jika dikonsumsi, terutama bagi predator, sehingga membantu mereka melindungi diri.
Meskipun memiliki mekanisme pertahanan yang canggih, tetapi kupu-kupu morfo biru masih menghadapi beberapa ancaman serius. Sebagian besar ancaman disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti deforestasi, perdagangan ilegal, dan perubahan iklim. Menurut IUCN (International Union for Conservation of Nature), saat ini kupu-kupu morfo biru (Morpho peleides) tidak terdaftar dalam kategori spesies terancam punah, yang berarti populasinya masih dianggap stabil dan tersebar luas di habitat alaminya. Namun, sangat penting untuk terus melindungi habitat hutan hujan demi memastikan kelestarian ekosistem dan kelangsungan hidup serangga yang rupawan ini.