Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
keong kebun
keong kebun (commons.wikimedia.org/Foto Conquilha)

Intinya sih...

  • Keong kebun merupakan hewan berkelamin ganda, reproduksi dilakukan dengan cara persilangan dan mampu menghasilkan hingga 50 butir telur bulat berwarna putih.

  • Termasuk spesies anthropochorous yang penyebarannya dipengaruhi oleh aktivitas manusia, seperti penjelajahan, perdagangan, pelayaran, hingga penjajahan.

  • Keong kebun merupakan herbivor yang sering memakan dedaunan dan bisa dimanfaatkan sebagai makanan di beberapa daerah serta menjadi peliharaan bagi anak-anak.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Karena hidup di sekitar kita, keong menyandang gelar sebagai salah satu moluska yang paling dekat dengan manusia. Ciri fisiknya juga khas dengan cangkang membulat yang keras, warna yang mencolok, dan badan yang lunak dan lengket. Keong tidak berbahaya, gerakannya lambat, dan spesiesnya ada banyak. Nah, Cornu aspersum atau keong kebun merupakan salah satu spesies keong yang paling unik.

Pertama, hewan tersebut hanya bisa berjalan dengan kecepatan sekitar 1 cm/detik. Ia memang kecil, namun hewan tersebut bisa memakan dedaunan dan menjadi hama yang sangat merugikan. Saat ini, penyebaran keong kebun juga sangat luas, bahkan ia bisa ditemukan hampir di seluruh dunia. Penasaran dengan hewan tersebut? Nah, mari kita ulik fakta menakjubkan keong kebun di artikel berikut.

1. Merupakan hewan berkelamin ganda

keong kebun (commons.wikimedia.org/Grendelkhan)

Seperti keong Pulmonata lain, keong kebun merupakan spesies hermaprodit atau berkelamin ganda. Artikel di jurnal The American Midland Naturalist dan Journal of Evolutionary Biology menerangkan kalau satu individu memiliki dua jenis kelamin secara bersamaan. Lebih lanjut, sebagian besar reproduksi dilakukan dengan cara persilangan. Nah, saat kawin hewan ini akan saling bertukar sperma dan sel telur.

Setelah terfertiliasi selama 10 hari, keong kebun akan mulai bertelur. Sekali bertelur, ia mampu menghasilkan hingga 50 butir telur bulat berwarna putih. Umumnya, telur-telur tersebut akan ditaruh di dalam tanah yang gembur, lembap, basah, dan tertutup. Setelah menetas, anakan keong ini akan hidup mandiri, mencapai dewasa saat usia satu tahun, dan bisa hidup hingga usia tiga tahun.

2. Termasuk spesies anthropochorous

keong kebun (commons.wikimedia.org/Holger Krisp)

Dilansir The Living World of Molluscs, keong kebun merupakan salah satu spesies keong dengan penyebaran terluas di dunia. Namun, penyebaran yang luas tersebut tidak terjadi secara alami melainkan terjadi akibat campur tangan manusia. Oleh sebab itu, hewan ini termasuk spesies anthropochorous, yaitu spesies yang penyebarannya dipengaruhi oleh aktivitas manusia.

Dalam hal ini, penyebaran keong kebun didorong oleh beberapa faktor, seperti penjelajahan, perdagangan, pelayaran, hingga penjajahan. Contohnya, keong kebun bisa terbawa di sayuran atau tanaman yang dibawa di kapal secara tak sengaja. Selain itu, telur keong kebun yang ada di dalam tanah juga bisa terbawa di pot tanaman yang hendak dijual ke negara lain.

3. Herbivor yang sering memakan dedaunan

keong kebun (commons.wikimedia.org/Andrea)

Laman JungleDragon menerangkan kalau keong kebun merupakan herbivor atau pemakan tanaman. Secara umum, makanan kesukaannya mencakup buah-buahan, sayuran, dedaunan, hingga bunga. Ia juga tak pilah-pilih makanan karena hewan ini bisa makan di semak-semak, pepohonan yang tinggi, rerumputan, tanaman yang pendek, hingga tanaman yang ditanam oleh manusia.

Tak cuma tanaman yang masih segar dan hidup, terkadang hewan ini juga akan memakan tanaman yang sudah mati atau membusuk. Tak jarang, ia juga akan memakan bangkai hewan, khususnya invertebrata berukuran kecil. Untuk memenuhi nutrisi bagi cangkangnya, keong kebun akan memakan tanah. Nah, kebiasaan makannya tersebut membuat hewan ini bertahan hidup di berbagai tipe habitat.

4. Punya gerakan yang sangat lambat

keong kebun (commons.wikimedia.org/USFWS - Pacific Region)

Layaknya keong lain, keong kebun memiliki gerakan yang lambat. Dilansir iNaturalist, estimasi pada tahun 1974 menunjukan kalau kecepatan hewan ini sekitar 1 cm/detik. Walau begitu, banyak orang yang meragukan estimasi tersebut karena setelah dilakukan perbandingan dengan keong lain keong kebun hanya bisa mencapai kecepatan sekitar 2.4 mm/detik. Lebih lanjut, keong kebun bergerak dengan kaki-kaki kecil di bawah tubuhnya. Agar gerakannya makin mulus, ia juga bisa mengeluarkan mukus atau cairan lengket.

5. Jadi hama dan bisa dimakan

keong kebun (commons.wikimedia.org/Björn S...)

Keong kebun sering ditemukan di kebun, sawah, taman, atau ladang. Di tempat-tempat tersebut, ia kerap memakan daun, merusak tanaman, bereproduksi, bahkan bisa menyebabkan gagal panen. Oleh karena itu, hewan ini dinobatkan sebagai hama yang sangat merugikan. Untuk mengatasi serangan keong ini, petani akan menyemprotkan pestisida atau mengandalkan predator alami.

Uniknya, keong ini juga bisa dimanfaatkan, lho. Pertama, laman Atlas of Living Australia menerangkan kalau keong ini kerap dimakan, khususnya di wilayah Eropa seperti Spanyol. Kemudian, ia juga berjasa bagi ilmu pengentahuan karena sering dijadikan kelinci percobaan dan bahan penelitian. Terakhir, di beberapa daerah hewan ini juga bisa menjadi peliharaan bagi anak-anak.

Di balik gerakannya yang lambat, ternyata keong kebun menyimpan segudang fakta menakjubkan. Nah, fakta menakjubkan keong kebun tercermin dari berbagai aspek, mulai dari makanan, kebiasaan, penyebaran, hingga hubungannya dengan manusia. Jadi, semua fakta tersebut membuktikan pada kita kalau hewan kecil dan lambat seperti keong sama sekali tak boleh dianggap remeh.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team