Saat membahas predator Afrika, kamu mungkin langsung membayangkan singa, macan tutul, atau cheetah. Padahal, ada satu pemburu lain yang tak kalah menakjubkan, yaitu anjing liar Afrika (Lycaon pictus). Hewan ini sering kali terabaikan, padahal mereka adalah spesies paling unik, cerdas dan adaptif di Afrika, lho! Sayangnya, di balik kegagahan dan keunikan mereka, anjing liar Afrika kini menghadapi ancaman besar, yaitu kepunahan. Penasaran dengan fakta-fakta lengkap tentang predator cerdas ini? Yuk, simak 5 fakta menarik anjing liar Afrika yang wajib kamu tahu!
5 Fakta Menarik Anjing Liar Afrika, Pemburu Cerdas yang Terancam Punah

Intinya sih...
Anjing liar Afrika hanya dapat ditemukan di sabana terbuka dan hutan di sub-sahara Afrika, dengan populasi terbesar tersebar di beberapa negara seperti Botswana, Zimbabwe, dan Tanzania.
Corak bulu anjing liar Afrika unik dan berwarna-warni, setiap individunya memiliki corak berbeda yang menyerupai lukisan abstrak, serta memiliki telinga besar dan bulat untuk mendeteksi suara mangsa dari jarak jauh.
Anjing liar Afrika adalah pemburu kelompok paling sukses di Afrika dengan tingkat keberhasilan perburuan mencapai 60-80%, namun populasinya kritis dan diperkirakan hanya tersisa sekitar 6.600 individu di alam liar.
1. Wilayah persebaran anjing liar Afrika
Seperti namanya, anjing liar Afrika dapat ditemukan di wilayah Afrika. Dahulu mereka dapat ditemukan di seluruh wilayah Afrika, tetapi kini populasi mereka telah menghilang di sebagian persebaran geografis aslinya, terutama karena tekanan dari aktivitas manusia. Dilansir One Earth, saat ini mereka hanya bisa ditemukan di sabana terbuka dan hutan di sub-sahara Afrika. Populasi terbesarnya tersebar di Botswana, Zimbabwe, Namibia, Zambia, Tanzania, dan Mozambik.
2. Corak bulu uniknya mirip lukisan abstrak, dan tiap individunya memiliki corak berbeda
Anjing liar Afrika memiliki panjang tubuh antara 75‒110 cm dengan berat 18‒36 kg. Uniknya, jantan dan betina memiliki ukuran tubuh yang cenderung sama. Ciri fisik paling mencolok adalah corak bulunya yang unik dan berwarna-warni. Pola bulunya tidak ada yang sama persis, menjadikan setiap individu punya ‘sidik jari’ visualnya sendiri.
Bulu mereka menampilkan kombinasi warna yang kaya, seperti hitam, cokelat, kuning tua, merah, dan putih. Pola acak inilah yang menyerupai cipratan cat atau lukisan abstrak, karena inilah mereka dijuluki ‘painted wolf’ atau serigala lukis. Selain indah, pola bulu ini berfungsi sebagai kamuflase yang efektif di antara semak-semak sabana, membantu mereka menyatu dengan lingkungan saat berburu.
Selain corak yang unik, anjing liar Afrika juga punya telinga besar dan bulat yang khas, sering disamakan dengan telinga kelelawar, yang berfungsi untuk mendeteksi suara mangsa dari jarak jauh. Moncong mereka yang ramping dan kaki panjang berotot juga menjadi ciri khas yang menunjang gaya hidup berburu aktif mereka.
3. Sehari bisa menempuh jarak 50 km demi berburu!
Anjing liar Afrika adalah definisi sejati dari pengembara nomaden dengan stamina luar biasa. Bayangkan, dalam satu hari saja, mereka bisa berjalan atau berlari hingga 50 kilometer! Jarak jelajah yang fantastis ini sangat diperlukan untuk mencari mangsa di padang rumput dan saban Afrika yang luas dan jarang.
Berbeda dengan singa yang menunggu mangsa atau cheetah yang mengandalkan kecepatan singkat, anjing liar Afrika mengandalkan ketahanan dan strategi pengejaran jarak jauh. Kemampuan jelajah ini memungkinkan mereka menguasai area hingga ribuan kilometer persegi. Gaya hidup nomaden ini bukan hanya adaptasi berburu, tetapi juga kunci untuk menjaga keseimbangan ekosistem karena mereka tidak akan menguras sumber daya di satu lokasi saja.
4. Punya tingkat keberhasilan berburu paling tinggi di kalangan predator lainnya
Anjing liar Afrika adalah contoh sempurna dari pepatah ‘bersatu kita teguh’. Mereka adalah pemburu kelompok yang paling sukses di Afrika, lho! Tingkat keberhasilan perburuan mereka mencapai 60‒80%, jauh lebih tinggi dibandingkan predator besar lain seperti singa atau macan tutul yang hanya mencapai 20‒30%.
Rahasia kesuksesan ini terletak dari strategi berburu mereka yang sangat terkoordinasi. Mereka mengejar mangsa secara estafet. Satu atau dua anjing memimpin pengejaran, dan ketika mereka lelah, anjing lain segera mengambil alih. Strategi ini memastikan mangsa terus dikejar tanpa henti sampai benar-benar kelelahan. Kekompakan ini tidak hanya untuk makanan, tetapi juga memperkuat ikatan sosial. Setiap anggota tahu perannya dan bekerja sama demi keberlangsungan seluruh kelompok.
5. Populasinya kritis, kini hanya tersisa sekitar enam ribu ekor di alam liar
Di balik citra mereka sebagai pemburu ulung, anjing liar Afrika menghadapi kenyataan pahit, status mereka adalah spesies terancam punah (endangered) oleh IUCN. Populasi mereka terus menurun drastis, dan menurut International Fund of Animal Wildlife, kini diperkirakan hanya tersisa sekitar 6.600 individu di alam liar. Angka ini sangat kecil, mengingat luasnya wilayah jelajah yang mereka butuhkan.
Ancaman serius yang mereka hadapi sangat beragam, mulai dari hilangnya habitat, fragmentasi, perburuan liar, hingga wabah penyakit. Upaya konservasi yang serius sangat dibutuhkan untuk melindungi mereka dari kepunahan. Tanpa tindakan dan perhatian cepat dari kita, satwa cerdas dan unik ini mungkin hanya akan tinggal cerita.
Nah, itulah lima fakta menarik tentang anjing liar Afrika. Dari kemampuan jelajah harian hingga puluhan kilometer, corak bulu yang memesona, hingga struktur sosial yang kompleks, anjing liar Afrika adalah hewan yang benar-benar luar biasa. Sayangnya, kini mereka menghadapi tantangan serius untuk bertahan hidup. Ini adalah pengingat bagi kita bahwa konservasi adalah kunci agar pemburu cerdas dari sabana Afrika ini tidak hanya tinggal cerita.