Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Camar Kaspia
camar kaspia (commons.wikimedia.org/Biser Todorov)

Intinya sih...

  • Camar kaspia adalah karnivor oportunis yang bisa memakan berbagai jenis makanan, termasuk ikan, krustasea, moluska, reptil kecil, tikus, dan tupai.

  • Camar kaspia memiliki penyebaran luas di wilayah laut Kaspia, Asia Tengah, Eropa, Timur Tengah, Afrika dengan populasi yang terus meroket.

  • Bentang sayapnya mencapai 1.5 meter dengan tubuh ramping berwarna putih dan cokelat serta kebiasaan membuat sarang di permukaan datar.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tak melulu dihuni oleh ikan atau kepiting, nyatanya lautan juga dihuni oleh burung. Nah, salah satu burung laut yang populasinya cukup banyak adalah Larus cachinnans atau camar kaspia. Sebagai burung camar, hewan tersebut kerap beterbangan di laut lepas, bertengger di bebatuan pinggir pantai, dan sering memakan ikan.

Sejatinya, camar kaspia merupakan spesies burung camar berukuran besar. Kemampuan terbangnya juga sangat baik dan hal tersebut ia gunakan untuk berburu dan kabur dari predator. Gak cuma itu, camar kaspia juga menyimpan segudang keunikan yang membedakannya dari spesies camar lain. Penasaran dengan keunikan yang ia miliki? Maka dari itu, ayo kita bahas bersama!

1. Termasuk predator dan pengais makanan

camar kaspia (commons.wikimedia.org/Горбунова М.С.)

Dilansir Birda, camar kaspia merupakan karnivor oportunis yang bisa memakan apapun. Di banyak kesempatan, ia sering terlihat mengais sisa-sisa makanan hewan lain atau mengais hewan yang mati dan terdampar di pesisir. Gak cuma itu, tak jarang ia juga terlihat berburu hewan yang masih hidup, entah itu di laut lepas, pinggir laut, area pantai, atau pepohonan. Soal preferensi makanan, ia bisa memakan ikan, krustasea, moluska, reptil kecil, tikus, hingga tupai.

2. Penyebarannya cukup luas

camar kaspia (commons.wikimedia.org/Alexis Lours)

Dilansir BirdLife DataZone, camar kaspia memiliki penyebaran yang cukup luas. Pertama, tentunya ia bisa dijumpai di wilayah laut Kaspia. Kemudian, camar kaspia juga sering berkembang biak di wilayah Asia Tengah. Selain itu, unggas ini juga sering di wilayah Eropa, khususnya di Inggris, Italia, dan Turki. Terakhir, camar kaspia juga bisa ditemukan di daerah kering seperti Timur Tengah dan Afrika.

Habitatnya sendiri cukup beragam, mulai dari area pesisir, area lembap, padang rumput, laut lepas, area berbatu, area pertanian, hingga perairan air tawar. Untungnya, saat ini populasi camar kaspia masih terjaga, bahkan populasinya terus meroket, lho. Lebih lanjut, ia bukan hewan terancam punah dan masuk ke kategori least concern atau risiko rendah.

3. Bentang sayapnya mencapai 1.5 meter

camar kaspia (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Laman Animalia menjelaskan kalau camar kaspia termasuk spesies camar berukuran besar. Sebab, panjangnya bisa mencapai 68 centimeter, bobot maksimalnya ada di angka 1.5 kilogram, dan bentang sayapnya bisa mencapai 1.5 meter. Tubuhnya sendiri cukup ramping, paruhnya berwarna kuning, dan badannya diselimuti perpaduan warna putih dan cokelat. Nah, perpadauan beberapa warna tersebut memudahkan camar kaspia untuk berkamuflase di semak-semak, pepohonan, bebatuan, dan pinggir pantai.

4. Sering membuat sarang di permukaan datar

camar kaspia (commons.wikimedia.org/Krzysztof Golik)

Dilansir iNaturalist, camar kaspia dan camar kaki kuning hidup di wilayah yang sama dan sering berinteraksi. Uniknya, keduanya memiliki kebiasaan reproduksi yang berbeda. Dalam hal ini, camar kaki kuning sering bertelur di tebing yang curam. Di sisi lain, camar kaspia lebih suka bertelur di tanah yang permukaannya datar.

Biasanya, camar kaspia akan membuat cekungan di tanah yang dekat dengan perairan. Setelah itu, ia akan bertelur di cekungan tersebut. Di satu masa reproduksi, camar kaspia bisa memproduksi sekitar dua hingga tiga butir telur. Nantinya, telur tersebut akan menetas dalam waktu sekitar 27 - 31 hari. Terakhir, musim kawinnya dimulai pada awal bulan April.

5. Klasifikasinya cukup membingungkan

camar kaspia (commons.wikimedia.org/Mike Pennington)

Sejak dulu, klasifikasi dan taksonomi camar kaspia selalu membingungkan bagi para ahli. Dilansir Avibase, awalnya ia diklasifikasikan sebagai subpesies dari Larus argentatus atau camar herring. Kemudian, setelah penelitian mendalam camar kaspia akhirnya diklasifikasikan sebagai spesies tersendiri.

Dulu, camar kaspia dan camar kaki kuning juga diklasifikasikan sebagai satu spesies sebelum akhirnya dipisah. Di sisi lain, ada juga Larus barabensis atau camar barbara yang sering diklasifikasikan sebagai subspesies dari camar kaspia. Hanya saja, klasifikasi tersebut masih harus dikaji ulang. Terakhir, ada juga Larus mongolicus atau camar mongolia yang bisa saja merupakan subspesies dari camar kaspia.

Mungkin, camar kaspia tak sebesar burung lain macam vulture, elang, atau burung hantu. Namun, setelah diulik ternyata camar kaspia tak kalah unik dari mereka. Mulai dari kebiasaan, makanan, perilaku, hingga taksonominya semuanya sangat unik dan menarik. Jadi, bisa disimpulkan kalau camar kaspia merupakan spesies camar eksotis yang eksistensinya harus dijaga dengan ketat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team