Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kota Harbin
potret Kota Harbin, China (unsplash.com/lin zhaohai)

Intinya sih...

  • Festival es dan salju terbesar di duniaSetiap musim dingin, Harbin berubah jadi negeri ajaib yang penuh cahaya. Festival Es dan Salju Harbin atau Harbin International Ice and Snow Sculpture Festival menghadirkan ratusan patung es berukuran raksasa.

  • Jejak budaya Rusia yang kentalPada akhir abad ke-19, kota ini dibangun oleh insinyur Rusia saat pembangunan jalur kereta api Trans-Manchuria. Arsitektur khas Eropa Timur terlihat jelas di berbagai sudut kota.

  • Kuliner unik dengan sentuhan Eropa TimurKuliner Harbin benar-benar menggambarkan pertemuan dua dunia dalam satu meja makan. Ada sosis asap bergaya Rus

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kota Harbin di timur laut Tiongkok bukan sekadar destinasi musim dingin biasa. Kota ini punya julukan “City of Ice” atau “Kota Es” karena setiap tahunnya menjadi tuan rumah festival es terbesar di dunia. Tapi di balik kemegahan patung-patung esnya, Harbin menyimpan sejarah panjang, pengaruh budaya yang kuat, serta suasana yang gak ditemukan di kota-kota lain di Tiongkok.

Bagi banyak wisatawan, Harbin terasa seperti potongan Eropa Timur yang terdampar di Asia. Arsitekturnya sarat nuansa Rusia, kulinernya unik, dan masyarakatnya dikenal ramah meski suhu bisa turun drastis hingga di bawah minus 30 derajat Celsius. Menjelajahi Harbin seolah berjalan di antara dua dunia: tradisi Tiongkok yang hangat berpadu dengan atmosfer Rusia yang megah. Nah, berikut ini lima fakta menarik tentang Kota Harbin yang bikin siapa pun kagum pada pesonanya.

1. Festival es dan salju terbesar di dunia

potret Kota Harbin, China (unsplash.com/Erica Li)

Setiap musim dingin, Harbin berubah jadi negeri ajaib yang penuh cahaya. Festival Es dan Salju Harbin atau Harbin International Ice and Snow Sculpture Festival menghadirkan ratusan patung es berukuran raksasa yang dibuat dari potongan sungai Songhua yang membeku. Dari kastel megah hingga menara tinggi setara bangunan empat lantai, semuanya dipahat dengan detail menakjubkan dan diterangi lampu warna-warni. Pengunjung bisa berjalan di antara patung-patung itu, naik seluncur es, atau sekadar menikmati suasana yang terasa seperti dunia fantasi.

Menariknya, festival ini pertama kali diadakan pada 1963 sebagai acara lokal kecil. Namun kini, festival tersebut menjadi magnet wisata dunia yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya. Suhu yang bisa turun hingga -35°C justru membuat karya-karya es ini bertahan lama, bahkan beberapa mencapai tiga bulan lebih. Keindahan cahaya yang memantul di atas es bening pada malam hari jadi pemandangan yang sulit dilupakan.

2. Jejak budaya Rusia yang kental

potret Kota Harbin, China (unsplash.com/Max Zhang)

Harbin punya sejarah unik yang sangat dipengaruhi Rusia. Pada akhir abad ke-19, kota ini dibangun oleh insinyur Rusia saat pembangunan jalur kereta api Trans-Manchuria. Sejak itu, banyak orang Rusia yang bermigrasi dan menetap di sini, membentuk komunitas besar yang masih meninggalkan jejak sampai sekarang. Arsitektur khas Eropa Timur terlihat jelas di berbagai sudut kota, terutama di kawasan Central Street atau Zhongyang Dajie yang penuh bangunan art deco dan kubah bergaya ortodoks.

Pengaruh Rusia juga terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Harbin. Mulai dari toko roti yang menjual russian bread, hingga musik jalanan yang mengalun dengan nuansa Slavia. Gereja Saint Sophia, yang kini dijadikan museum, menjadi simbol paling ikonik dari masa kejayaan komunitas Rusia di Harbin. Menjelajahi tempat ini seperti berjalan mundur ke masa lalu ketika dua budaya besar saling berpadu tanpa kehilangan identitasnya masing-masing.

3. Kuliner unik dengan sentuhan Eropa Timur

potret bingtang hulu (commons.wikimedia.org/Popo le Chien)

Kalau berkunjung ke Harbin, jangan lewatkan kesempatan mencicipi kuliner khasnya yang memadukan rasa Tiongkok dengan aroma Eropa Timur. Salah satu yang paling populer adalah Hongchang, sosis asap bergaya Rusia yang gurih dan disajikan dengan roti gandum. Hidangan ini biasanya disantap bersama sup panas atau bir lokal saat suhu udara ekstrem. Kombinasi rasa daging yang kuat dengan aroma kayu asap memberi sensasi hangat di tengah udara dingin yang menusuk.

Selain itu, Harbin juga dikenal dengan bingtang hulu, camilan manis dari buah yang dilapisi gula karamel dan dibiarkan membeku di udara dingin. Rasanya renyah, manis, dan segar. Ada juga restoran klasik seperti Modern Hotel Restaurant yang sudah berdiri sejak awal abad ke-20, menyajikan menu seperti steak Rusia dan borscht, sup bit merah khas Eropa Timur. Kuliner Harbin benar-benar menggambarkan pertemuan dua dunia dalam satu meja makan.

4. Sungai Songhua yang jadi nadi kehidupan kota

potret Sungai Songhua, Harbin, China (unsplash.com/Ziang Guo)

Sungai Songhua membelah kota Harbin dan menjadi sumber kehidupan bagi penduduknya sejak lama. Di musim panas, sungai ini jadi tempat rekreasi, tempat orang bersantai, memancing, atau berlayar dengan perahu kecil. Namun di musim dingin, permukaannya membeku total dan berubah menjadi taman es alami. Warga maupun turis sering datang untuk bermain seluncur es, mengendarai sepeda di atas permukaan beku, bahkan memancing lewat lubang es.

Sungai ini juga punya nilai sejarah penting, terutama karena menjadi sumber utama bahan baku untuk patung es di festival tahunan. Es dari Songhua terkenal bening dan kuat, cocok untuk ukiran raksasa yang tahan lama. Selain keindahan alamnya, sungai ini mencerminkan cara hidup masyarakat Harbin yang mampu beradaptasi ekstrem dengan iklim keras, tanpa kehilangan semangat hangat dalam keseharian mereka.

5. Musim dingin ekstrem tapi menawan

potret Kota Harbin, China (unsplash.com/Chuck Eugene)

Bagi yang belum pernah merasakan suhu di bawah nol, Harbin bisa terasa seperti planet lain. Suhunya bisa mencapai -30°C bahkan lebih rendah di puncak musim dingin. Tapi justru itulah daya tariknya, udara dingin yang menggigit berpadu dengan pemandangan putih salju yang menakjubkan. Bangunan-bangunan tua tertutup lapisan es tipis, pepohonan berselimut salju, dan langit biru pucat menciptakan suasana tenang sekaligus memukau.

Masyarakat Harbin sendiri sudah sangat terbiasa dengan cuaca ekstrem. Mereka punya tradisi minum alkohol herbal untuk menghangatkan tubuh, mengenakan pakaian berbulu tebal, dan menjadikan musim dingin sebagai momen sosial yang menyenangkan. Di tengah udara membeku, ada rasa hangat yang muncul dari keramahan orang-orangnya dan cahaya warna-warni festival yang tak pernah padam.

Ternyata, Harbin bukan sekadar kota es yang memukau di musim dingin. Ia adalah saksi hidup dari sejarah lintas budaya, perpaduan Tiongkok dan Rusia yang saling melengkapi. Keindahan arsitektur, kuliner yang unik, dan semangat masyarakatnya membuat Harbin pantas disebut sebagai kota dengan pesona yang tak lekang oleh waktu. Kalau suatu hari menjelajahi Tiongkok bagian utara, Harbin pasti jadi tempat yang layak masuk daftar utama.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team