Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
kumbang rusa eropa
kumbang rusa eropa (commons.wikimedia.org/Orchi)

Intinya sih...

  • Jantan dan betinanya mudah dibedakan, dengan tanduk besar pada jantan dan mandible kecil pada betina.

  • Populasi kumbang rusa eropa mulai merosot akibat kerusakan habitat dan aktivitas manusia, masuk kategori near threatened.

  • Kumbang rusa eropa ditemukan hampir di seluruh wilayah Eropa, kecuali Irlandia, hidup sebagai larva selama 3-7 tahun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Secara umum, penyebutan stag beetle atau kumbang rusa merujuk pada kumbang yang berasal dari famili Lucanidae. Seperti namanya, kumbang rusa memiliki tanduk yang besar dan panjang, mirip seperti rusa. Untungnya, kumbang rusa tidak berbahaya dan tanduknya tak mampu melukai manusia. Spesiesnya juga banyak dan salah satunya adalah Lucanus cervus atau kumbang rusa eropa.

Tentunya, hewan berwarna hitam tersebut berasal dari daratan Eropa. Sayangnya, populasi kumbang rusa eropa mulai merosot akibat kerusakan habitat dan aktivitas manusia. Nah, tanduknya cukup besar dan tanduk tersebut bisa menjadi pembeda antara individu jantan dan betina. Jadi, apa kamu penasaran dengan kumbang rusa eropa? Maka dari itu, mari simak pembahasan berikut.

1. Jantan dan betinanya mudah dibedakan

kumbang rusa eropa (commons.wikimedia.org/Reinhold Möller)

Dilasir JungleDragon, rumbang rusa eropa menunjukan dimorfisme seksual. Karenanya, individu jantan dan betinanya sangat mudah dibedakan. Dalam hal ini, individu jantan memiliki tanduk yang besar dan sangat panjang. Uniknya, tanduk tersebut cukup lemah dan tidak bisa melukai manusia. Daripada untuk menyerang manusia, tanduknya lebih sering digunakan untuk bertarung dengan individu jantan lain.

Di sisi lain, individu betina tak punya tanduk. Sebaliknya, ia hanya memiliki sepasang mandible kecil. Walau kecil, ternyata mandible tersebut sangat kuat, bisa digunakan untuk menggigit manusia, dan gigitannya meyakitkan. Soal ukuran, individu jantan juga lebih besar dengan panjang maksimal 7.5 centimeter. Sementara itu, panjang maksimal individu betina hanya 5 centimeter.

2. Populasinya di alam mulai merosot

kumbang rusa eropa (commons.wikimedia.org/Didier Descouens)

Walau hanya serangga, ternyata populasi kumbang rusa eropa mulai merosot, lho. Dilansir IUCN Red List, kumbang ini masuk ke kategori near threatened atau mulai terancam. Secara spesifik, kerusakan habitat, penebangan liar, perburuan liar, dan aktivitas manusia jadi faktor utama yang mengancam eksistensinya. Untungnya, berbagai pihak mulai melakukan upaya konservasi terhadap hewan ini. Nah, salah satunya adalah dengan memasukan kumbang rusa eropa sebagai spesies appendix pada tahun 1980 dan 1990an. Artinya, ia tidak boleh diperdagangkan secara internasional dengan sembarangan.

3. Ditemukan hampir di seluruh wilayah Eropa

kumbang rusa eropa (commons.wikimedia.org/Flocci Nivis)

Seperti namanya, kumbang rusa eropa merupakan satwa endemik Eropa. Dilansir GBIF, kumbang rusa eropa bisa ditemukan hampir di seluruh wilayah Eropa, mulai dari Eropa tengah, utara, timur, barat, hingga selatan. Uniknya, ada satu daerah yang tidak ia tinggali, yaitu Irlandia. Secara unum, kumbang rusa eropa bisa menghuni berbagai tipe habitat, mulai dari dataran rendah, pegunungan, kebun, hutan, hingga area pemukiman. Hanya saja, tempat kesukaannya adalah area berkayu yang kaya akan pepohonan, khususnya pohon oak, jeruk nipis, poplar hitam, willow, dan pohon kenari.

4. Hidup sebagai larva dalam waktu yang lama

kumbang rusa eropa (commons.wikimedia.org/Holger Krisp)

Seperti serangga lain, kumbang rusa eropa bereproduksi dengan metode bertelur dan mengalami metamorfosis sempurna. Dilansir Animalia, kumbang ini akan menaruh telur-telurnya di kayu yang sudah membusuk. Beda dengan individu dewasa, individu muda atau larvanya punya tubuh memanjang, lunak, dan berwarna putih. Nah, saat menjadi larva kumbang ini sangat rentan akan ancaman predator.

Uniknya, kumbang rusa eropa menghabiskan sebagian besar kehidupannya sebagai larva. Secara spesifik, larvanya membutuhkan waktu sekitar 3 - 7 tahun untuk bermetamorfosis dan membentuk pupa. Nantinya, setelah keluar dari pupa individu dewasa kumbang rusa eropa hanya bisa hidup selama beberapa minggu. Jadi, kehidupan serangga ini sangat berbeda dari kehidupan hewan lain.

5. Merupakan penerbang yang lambat

kumbang rusa eropa (commons.wikimedia.org/Gilles San Martin)

Sejatinya, kumbang rusa eropa memang bisa terbang. Badannya ramping dan ia punya sayap yang ditutupi oleh ekoskeleton. Namun, laman iNaturalist menjelaskan kalau hewan ini merupakan penerbang yang payah. Daripada terbang, serangga ini lebih suka berkelana di pepohonan, atas tanah, atau di kayu yang tumbang. Soal kebiasaan terbang, individu jantan lebih aktif terbang dari individu betina. Misal pun terbang, gerakannya juga lambat dan kumbang ini biasanya hanya akan terbang saat senja.

Hanya karena berukuran kecil, bukan berarti kita harus menyepelekan kumbang rusa eropa. Sebaliknya, kita harus menjaga eksistensi hewan ini dan menganggapnya sebagai hewan yang eksotis. Ia juga memiliki berbagai hal yang tak ada di hewan lain. Oleh sebab itu, hal tersebut membuatnya menjadi hewan yang unik, mencolok, menakjubkan, dan sangat menarik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team