foto daun dan buah kering Dryobalanops aromatica (inaturalist.org/akmal_idham)
Kapur barus dari D. aromatica bukan sekadar komoditas lokal. Namun pemicu awal perdagangan rempah dari Nusantara ke dunia. Catatan sejarah menunjukkan pedagang Arab dan India telah memperdagangkannya sejak milenium pertama, dan bangsa Eropa (terutama Portugis dan Belanda) sangat menginginkannya.
Daya tariknya yang abadi kini bertransformasi. Meski kapur barus sintetis telah menggantikan sebagian besar kebutuhan industri, minyak atsiri dan kristal borneol alamnya masih sangat dicari untuk parfum high-end, aromaterapi, pengobatan tradisional, dan upacara keagamaan, menjaga statusnya sebagai bahan alam eksklusif.
Itulah lima fakta menarik pohon barus lebih dari sekedar pohon bahkan spesies ini kerap disebut sebagai monumen hidup. Sebuah monumen yang membuktikan kejeniusan evolusi, keperkasaan alam tropis, dan peran penting Nusantara dalam sejarah dunia. Dari akar papan yang kokoh hingga buah yang terbang, dari kristal wangi di jantung kayunya hingga namanya yang terukir dalam sejarah dagang, setiap aspeknya mengisahkan keistimewaan.
Namun, warisan wangi ini sekarang menghadapi tantangan besar. Sebagai pohon besar yang tumbuh lambat dan bernilai ekonomi tinggi, ia sangat rentan terhadap penebangan liar dan hilangnya habitat. Populasinya di alam liar kini semakin menyusut dan terfragmentasi.
Oleh karena itu, melestarikan Dryobalanops aromatica adalah sebuah kewajiban multi dimensi. Ini adalah upaya melindungi keajaiban botanis, menjaga sejarah, dan mempertahankan potensi ekonomi berkelanjutan yang unik. Dengan demikian, kita dapat memastikan bahwa pohon kapur barus yang legendaris ini tidak hanya akan dikenang sebagai barang dagangan masa lalu, tetapi tetap akan menjulang tinggi di hutan-hutan tanah air, terus memancarkan aromanya yang abadi, selain sebagai penjaga biodiversitas dan kebanggaan alam Indonesia yang tak ternilai.