Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Fakta Tumbuhan Terbesar di Dunia yang Hidup di Laut Australia

Padang rumput Lamun (Posidonia australis) di Shark Bay, Australia Barat. (istockphoto.com/Natalie Robson)
Intinya sih...
  • Tumbuhan laut Posidonia australis mencapai panjang 180 kilometer, setara dengan perjalanan Jakarta-Sumedang.
  • Tumbuhan ini mengkloning diri sendiri melalui perpanjangan rimpang dan memiliki usia 4.500 tahun.
  • Posidonia australis memiliki genetika tidak biasa dengan kromosom ganda dan mampu bertahan di lingkungan yang sangat keras.

Para ilmuwan menemukan sesuatu yang benar-benar mencengangkan di perairan Australia. Tumbuhan raksasa ini bukan hanya sekadar besar, tapi juga memiliki cara hidup yang unik. Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan langsung menjadi sorotan dunia. Melansir dari Science Alert, tumbuhan laut bernama Posidonia australis ini berhasil mencatat rekor sebagai tumbuhan terbesar yang pernah ditemukan di Bumi. Fakta-fakta di balik penemuan ini dijamin akan membuatmu takjub!

1. Membentang hingga 180 Kilometer, Setara Jarak Perjalanan Jakarta-Sumedang

Peta yang menunjukkan arah perjalanan dari Jakarta menuju Sumedang, Jawa Barat. (dok. Google/Maps)

Tumbuhan laut ini memiliki panjang yang benar-benar di luar nalar manusia. Posidonia australis di Shark Bay, Australia Barat, membentang sepanjang 180 kilometer atau sekitar 112 mil. Untuk memberikan gambaran, jarak ini setara dengan perjalanan dari Jakarta ke Sumedang.

Para peneliti awalnya tidak menyangka akan menemukan tumbuhan seluas ini. Mereka mengumpulkan sampel dari sepuluh padang rumput laut yang berbeda, namun setelah dianalisis DNA-nya, ternyata semuanya adalah satu individu tumbuhan yang sama.

2. Merupakan Satu Individu Tumbuhan yang Mengkloning Dirinya Sendiri

Ilustrasi garis rantai DNA (istockphoto.com/Turac Novruzova)

Yang membuat tumbuhan ini istimewa adalah cara hidupnya yang unik. Alih-alih berkembang biak seperti tumbuhan pada umumnya, Posidonia australis ini justru memperbanyak diri dengan cara kloning. Proses ini dilakukan melalui perpanjangan rimpang atau batang bawah tanah yang kemudian menumbuhkan akar dan tunas baru.

Melansir dari Smithsonian Magazine, tumbuhan ini disebut sebagai "contoh klon terbesar yang diketahui di lingkungan mana pun di Bumi." Kemampuan kloning ini memungkinkan satu individu tumbuhan dapat menyebar ke area yang sangat luas tanpa perlu reproduksi seksual.

3. Usianya Mencapai 4.500 Tahun, Setara Piramida Giza

Pandangan umum piramida dari Dataran Tinggi Giza. (istockphoto.com/WitR)

Tumbuhan raksasa ini telah hidup selama ribuan tahun. Para ahli memperkirakan usia Posidonia australis di Shark Bay sekitar 4.500 tahun, berdasarkan ukuran dan tingkat pertumbuhannya. Ini berarti tumbuhan ini sudah ada ketika peradaban Mesir Kuno membangun piramidnya.

Proses pembentukan tumbuhan ini dimulai sekitar 8.500 tahun yang lalu ketika permukaan laut naik setelah zaman es terakhir. Bukit-bukit pasir di Shark Bay kemudian terendam air, memberikan habitat baru bagi tumbuhan laut untuk tumbuh dan berkembang.

4. Memiliki Genetika yang Tidak Biasa dengan Kromosom Ganda

Hepatosit poliploid (istockphoto.com/JOSE LUIS CALVO MARTIN & JOSE ENRIQUE GARCIA-MAURIÑO MUZQUIZ)

Keunikan tumbuhan ini tidak hanya terletak pada ukurannya saja. Posidonia australis memiliki dua kali lipat kromosom dibanding kerabat-kerabatnya, kondisi yang disebut sebagai "polyploid." Kebanyakan tumbuhan laut mewarisi setengah genom dari masing-masing induknya, namun tumbuhan ini membawa seluruh genom dari kedua induknya.

Kondisi polyploid ini sering ditemukan pada tumbuhan yang hidup di lingkungan ekstrem. Tumbuhan polyploid umumnya steril namun dapat terus tumbuh tanpa batas jika tidak diganggu, dan itulah yang terjadi pada tumbuhan raksasa ini.

5. Mampu Bertahan di Lingkungan yang Sangat Keras

Gambar udara yang indah dari garis pantai dramatis Shark Bay di Australia Barat. (istockphoto.com/shannonstent)

Lingkungan Shark Bay bukanlah tempat yang mudah untuk ditinggali. Tumbuhan ini harus menghadapi suhu air yang berfluktuasi dari 17 hingga 30 derajat Celsius, kadar garam yang bisa mencapai dua kali lipat dari air laut normal, serta paparan sinar matahari yang sangat tinggi. Kombinasi kondisi ini seharusnya sangat menekan bagi kebanyakan tumbuhan.

Namun, Posidonia australis justru mampu beradaptasi dan berkembang pesat di sana. Para peneliti menduga tumbuhan ini memiliki gen yang sangat cocok dengan lingkungan lokal yang bervariasi, sehingga tidak perlu melakukan reproduksi seksual untuk beradaptasi.

6. Berperan Penting dalam Ekosistem Laut dan Perlindungan Pantai

Pemandangan laut yang menakjubkan di perairan berwarna biru kehijauan di Shark Bay, Situs Warisan Dunia, Australia Barat. (istockphoto.com/terrababy)

Tumbuhan laut ini memiliki peran ekologis yang sangat penting. Padang rumput laut yang dibentuk oleh Posidonia australis berfungsi sebagai pelindung pantai dari kerusakan akibat badai, menyimpan karbon dalam jumlah besar, dan menyediakan habitat bagi beragam kehidupan laut. Fungsi-fungsi ini menjadikannya komponen vital dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Keberadaan tumbuhan ini juga membantu menjernihkan air laut dan menjadi tempat berlindung bagi berbagai spesies ikan dan organisme laut lainnya. Tanpa tumbuhan laut seperti ini, ekosistem laut akan kehilangan salah satu pilar penting penopangnya.

7. Menunjukkan Ketahanan Luar Biasa Menghadapi Perubahan Iklim

Sebuah pohon ulet memegang kehidupan di lingkungan yang keras, dekat Norseman Australia Barat. (istockphoto.com/tap10)

Pada musim panas 2010-2011, gelombang panas yang parah melanda ekosistem darat dan laut di sepanjang pantai Australia Barat. Padang rumput laut di Shark Bay mengalami kerusakan yang cukup serius akibat peristiwa ini. Namun yang mengejutkan, tumbuhan pita ini telah mulai pulih kembali.

Meskipun tantangan lingkungan terus meningkat, kemampuan adaptasi luar biasa dari Posidonia australis menunjukkan bahwa alam memiliki cara uniknya sendiri untuk bertahan. Bagaimana menurutmu, apakah masih ada tumbuhan lain di dunia yang ukurannya bisa mengalahkan rekor ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us