Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rainbow Eucalyptus
Rainbow Eucalyptus (instagram.com/matthias_haker)

Intinya sih...

  • Asal-usul tanaman Rainbow Eucalyptus pertama kali ditemukan oleh ahli Botani asal Perancis, Charles Louis pada tahun 1788.

  • Rainbow Eucalyptus memiliki sel kambium yang dapat membelah dan menghasilkan kulit kayu yang lebih tipis, sehingga terbentuklah pelangi di batang pohon.

  • Rainbow Eucalyptus memiliki manfaat bagi manusia, seperti menghasilkan minyak aromatik, obat tradisional, dan bahan pembuatan parfum serta kertas.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pelangi merupakan fenomena alam yang indah berupa lengkungan berwarna-warni di langit akibat adanya pembiasan cahaya matahari oleh tetesan air di udara. Namun, pernahkah kamu membayangkan ada pelangi di sebuah pohon? Terdengar tidak mungkin, atau hanya ilusi saja. Hal ini benar terjadi adanya. Rainbow Eucalyptus, pohon tinggi dengan pelangi di batangnya.

Pelangi yang ada di batang pohon Rainbow Eucalyptus bukanlah karya manusia, melainkan karya alam. Proses alami menyebabkan adanya pelangi pada batangnya. Tidak hanya penampilannya yang menarik, Rainbow Eucalyptus atau Eucalyptus deglupta juga punya fakta menarik lainnya. Yuk, cari tahu fakta menarik lainnya dari tanaman Rainbow Eucalyptus.

1. Asal-usul tanaman Rainbow Eucalyptus

Rainbow Eucalyptus (instagram.com/woodlandcravings)

Rainbow Eucalyptus pertama kali ditemukan oleh ahli Botani asal Perancis, Charles Louis pada tahun 1788. Lalu, tanaman ini secara resmi dideskripsikan dalam buku yang berjudul “Museum Botanicum Lugduno-Batavum sive stirpium Exoticarum, Novarum vel Minus Cognitarum ex Vivis aut Siccis Brevis Expositio et Descriptio”. Buku dengan judul yang panjang tersebut merupakan karya Carl Ludwig Blume yang ia buat pada tahun 1850. Ia merupakan seorang botanis sekaligus entomologis asal Jerman. Carl dapat mendeskripsikan Rainbow Eucalyptus setelah melakukan observasi tanaman tersebut di hutan yang ada di Celebes atau Pulau Sulawesi.

Rainbow Eucalyptus memiliki nama lain seperti rainbow gum dan mindanao gum. Berbagai sumber menyebutkan tanaman unik ini merupakan tanaman asli Filipina, Indonesia, dan Papua Nugini. Namun, Rainbow Eucalyptus juga dapat ditemukan di daerah lainnya seperti Hawaii, Australia, ataupun Southern California. Di habitat aslinya, pohon ini dapat tumbuh hingga 60 meter dengan diameter 1,4 meter dan tumbuh subur di hutan hujan tropis dengan sinar matahari yang cukup dan tanah yang cenderung basah.

2. Bagaimana bisa ada pelangi di batang pohon?

Rainbow Eucalyptus (unsplash.com/David Clode)

Sama seperti pada pohon berkayu lainnya, Rainbow Eucalyptus memiliki sel kambium. Sel kambium ini dapat membelah dan menghasilkan kulit kayu yang lebih tipis. Di bawah lapisan kulit kayu yang mengelupas tersebut, terdapat jaringan yang dipenuhi dengan klorofil sebagai pemberi warna hijau cerah pada tumbuhan. Seiring berjalannya waktu, paparan udara akan mengenai lapisan klorofil tersebut dan mengubahnya menjadi warna yang berbeda-beda, seperti warna ungu dan biru. Hingga pada akhirnya, warna lapisan tersebut akan berubah menjadi kuning, jingga, ataupun merah.

Namun, pada musim dingin, kulit kayu hanya akan menyisakan warna cokelat polos hingga fase pengelupasan dimulai dari awal lagi. Perubahan warna tersebut terjadi karena kandungan pigmen pada batang Rainbow Eucalyptus yang disebut sebagai tanin. Kombinasi jumlah dan jenis tanin yang berbeda menyebabkan warna yang dihasilkan berbeda-beda. Jadi, pelangi pada batang tumbuhan Rainbow Eucalyptus disebabkan karena adanya pengelupasan dan paparan udara yang terus menerus.

Selain karena batang pohonnya yang berwarna-warni, bunga pada tumbuhan Rainbow Eucalyptus juga unik. Ia tidak memiliki kelopak bunga utama, melainkan jutaan benang sari halus dengan 7 kuncup berwarna putih hingga kekuningan. Kelopak-kelopak tersebut akan membentuk tudung yang nantinya akan terbuka pada saat mekar

3. Tidak hanya cantik, tapi juga baik

Rainbow Eucalyptus (instagram.com/itsbecmunro)

Rainbow Eucalyptus tidak hanya memiliki keindahan saja, tapi ia juga memiliki beragam manfaat bagi manusia. Daun Rainbow Eucalyptus dapat menghasilkan minyak aromatik, tapi jumlahnya tidak sebanyak jenis eucalyptus lainnya. Minyak aromatik tersebut bisa dijadikan sebagai aromaterapi yang menenangkan.

Di Filipina, Rainbow Eucalyptus  dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Daun-daunnya digunakan untuk mengobati luka karena memiliki efek antiseptik sehingga dapat membantu membunuh kuman pada area luka. Selain itu, daunnya juga dapat diolah menjadi minuman berupa teh yang dapat meredakan gejala asma dan batuk.

Selain untuk kesehatan, minyak yang dihasilkan Rainbow Eucalyptus juga digunakan sebagai bahan untuk insektisida dan komponen pembuatan parfum. Ada perlakuan khusus terhadap minyak ini sebelum digunakan. Minyak Rainbow Eucalyptus yang didapatkan harus diencerkan terlebih dahulu. Minyak yang terlalu pekat apabila terkena kulit atau tidak sengaja tertelan dapat membahayakan tubuh. Selain minyaknya, pohon ini juga dipanen oleh masyarakat Filipina untuk dijadikan pulp kayu sebagai bahan membuat kertas. Terlepas dari manfaatnya bagi manusia, minyak dan kulit kayu Rainbow Eucalyptus justru beracun bagi hewan seperti anjing, kucing, dan kuda.

4. Rainbow Eucalyptus juga bisa ditanam sendiri

Rainbow Eucalyptus (unsplash.com/JaidaStewart)

Hal utama yang harus diperhatikan saat akan menanam Rainbow Eucalyptus adalah area penanamannya. Rainbow Eucalyptus membutuhkan area dengan paparan sinar matahari yang banyak. Sinar matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan dan pewarnaan batang pohon. Selain itu, kondisi tanah harus lembab dan sedikit asam. Waktu terbaik untuk menanam Rainbow Eucalyptus adalah saat suhu udara di luar dingin sekitar di atas 10C. Sedangkan waktu terbaik untuk membiarkan pohon ini tumbuh adalah 18-29C. Tahapan untuk menanam Rainbow Eucalyptus adalah sebagai berikut:

  1. Siapkan tanah untuk menanam Rainbow Eucalyptus. Pilih tanah yang lembab dan terdrainase dengan baik. Jangan lupa untuk menambahkan pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan kelembapan dan kesuburan tanah.

  2. Gali lubang sedalam root ball atau bola akar dan dua kali lebih lebar. Kendurkan akar tanaman Rainbow Eucalyptus terlebih dahulu secara hati-hati sebelum ditanam.

  3. Masukkan tanaman ke dalam lubang yang telah dibuat dan timbun kembali dengan tanah, lalu padatkan perlahan hingga tidak ada udara di dalamnya.

  4. Tambahkan kulit kayu atau daun-daun di sekitar pangkal tanaman untuk membantu mempertahankan kelembapan dan menghindari tumbuhnya gulma.

Rainbow Eucalyptus perlu disiram secara teratur 2-3 kali seminggu. Sebenarnya, Rainbow Eucalyptus tidak perlu banyak pupuk karena dapat menyerap nutrisi dari tanah dengan baik. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa pohon ini dapat tumbuh dengan baik dan optimal di habitat aslinya.

5. Eksistensinya mulai terancam

Rainbow Eucalyptus (unsplash.com/RyanNoeker)

Sama seperti pohon-pohon besar yang hidup di hutan. Rainbow Eucalyptus juga mengalami ancaman penurunan populasi akibat berbagai hal seperti penebangan, perluasan lahan, dan perubahan iklim. Rainbow Eucalyptus merupakan tanaman yang tidak tahan terhadap suhu dingin yang ekstrem sehingga berpotensi mati pada musim dingin. Hal tersebut menyebabkan penurunan jumlah pohon yang signifikan pada 2 abad terakhir. Akibat adanya perubahan iklim dan penebangan tersebut, Rainbow Eucalyptus menurun hingga 30%. Kini, Rainbow Eucalyptus masuk ke dalam daftar spesies tanaman yang rentan dan membutuhkan langkah-langkah perlindungan.

Yang punya kendali untuk mempertahankan keberadaan tanaman indah ini adalah manusia. Bukan berarti tidak boleh dimanfaatkan, tetapi manusia harus bisa bijak dan menurunkan ego serakah akan kekayaan yang ada di alam. Yuk, kita sama-sama jaga Rainbow Eucalyptus dan tanaman lainnya agar tidak mengalami kepunahan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team